Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza melakukan kunjungan ke Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta untuk meninjau secara langsung berbagai hasil riset strategis yang telah dihasilkan.
Hasil riset tersebut, dia menambahkan, mulai dari pengembangan metal fuel, Drone Palapa S2 hingga inovasi benih padi unggul.
Kunjungan Wamenperin Riza ini menjadi ruang dialog konstruktif untuk memastikan bahwa capaian riset perguruan tinggi tidak berhenti pada tataran akademik semata, tetapi dapat disiapkan secara sistematis agar siap diadopsi dan dimanfaatkan oleh dunia industri.
“Hasil capaian riset perguruan tinggi jangan hanya berhenti pada tataran akademik melainkan dapat disiapkan agar dapat diadopsi dan dimanfaatkan oleh dunia industry,” jelasnya.
Pengembangan pesawat nirawak (drone) bernama Palapa S-2, yang merupakan pengembangan dari seri sebelumnya, Palapa S-1, dengan peningkatan signifikan pada daya tahan terbang hingga 10 jam dan kemampuan komunikasi satelit untuk jangkauan tidak terbatas, meski saat ini masih dalam tahap pengembangan lanjut.
Drone ini dirancang untuk berbagai keperluan sipil dan militer, seperti pemetaan, surveilans dan pemantauan, dengan biaya jauh lebih ekonomis dibandingkan dengan produk asing.
Informasi dari berbagai sumber meynebutkan bahwa Palapa S-1 mampu terbang enam jam nonstop, jangkauan telemetri terbatas 50 km (WiFi) dan mampu membawa beban 1,5 kg.
Sementara itu, Palapa S-2 dirancang untuk terbang 10 jam nonstop, komunikasi berbasis satelit (jangkauan tidak terbatas), mampu membawa beban lebih berat (hingga 10 kg), dan masih dalam pengembangan body, serta sistem satelit.
Saat kesempatan kunjungan ke UGM Yogyakarta ini, Wamenperin Riza mendorong percepatan pengembangan riset metal fuel dari fase laboratorium menuju pilot project, serta uji terapan bersama pelaku industri.
“Dorongan serupa juga saya sampaikan terhadap pengembangan Drone Palapa S2, khususnya terkait penguatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), standardisasi produk, serta kesiapan produksi yang perlu dirancang sejak tahap awal,” tuturnya.
Sementara itu, hasil inovasi benih padi unggul UGM Yogyakarta diarahkan pada penguatan hilirisasi riset dan industri benih nasional agar dapat memberikan kontribusi nyata terhadap ketahanan pangan nasional.
“Selain meninjau hasil riset, saya juga mengunjungi Laboratorium Teknik Mesin UGM yang memiliki fasilitas riset industri yang komprehensif, meliputi desain dan rekayasa mesin, pengembangan material maju, serta manufaktur hingga pengujian performa dan efisiensi sistem mekanik,” ujar Wamenperin Riza.
Maka dari itu, dia mendorong penguatan kerja sama riset terapan dan industry-based research agar kapasitas laboratorium ini dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai mitra strategis industry, sekaligus pusat pengembangan teknologi nasional.
“Saya optimistis bahwa melalui penguatan kolaborasi riset terapan dan industry-based research, hasil riset perguruan tinggi dapat naik kelas menjadi solusi industri yang relevan, aplikatif dan terhubung langsung dengan kebutuhan industri, sehingga mampu memperkuat daya saing industri nasional,” ungkap Wamenperin Riza. I
