DESTINASI GWK BERI KESAN UNTUK DELEGASI KTT G20

Lalu lalang wisatawan terlihat di kawasan Taman Budaya Garuda Wisnu  Kencana (GWK) pada Jumat (11/11/2022), satu pekan menjelang KTT G20.

Sejumlah bus terlihat berjejer di seberang restoran Jendela Bali. Penjagaan juga terlihat di lokasi tersebut. Terlebih pada kawasan masuk menuju arena welcoming dinner (jamuan makan malam) G20 pada 15 November 2022.

Taman Budaya GWK merupakan salah satu destinasi favorit Pulau Dewata. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan kepala delegasi akan menghadiri jamuan makan malam di area Lotus Pond sebagai bagian dari rangkaian dari kegiatan KTT G20.

Direktur Operasional GWK Stefanus Yonathan Astayasa menyatakan, pihaknya telah siap 100% menerima kunjungan tersebut.

“Kami mulai melakukan perbaikan venue-venue dan akses. Prioritas kami adalah akses, karena akses untuk G20 harus bisa bebas antrean. Kami menyiapkan kelayakan, keindahan, kerapian untuk menjadikan welcoming dinner ini sempurna,” katanya.

Stafanus menambahkan, pengerjaan akses yang akan dilalui para kepala negara anggota G20, telah dilakukan sejak Juni lalu.

“Jadi kami membuat beberapa akses dan itu membutuhkan waktu,” ungkapnya.

Selain GWK, sebenarnya ada beberapa destinasi lain yang diajukan kepada Jokowi sebelum akhirnya pilihan dijatuhkan pada taman budaya ini, karena keunikan dan karakter yang kuat dari kawasan wisata ini.

Taman Budaya GWK dirancang Nyoman Nuarta sejak tahun 1980-an. Membutuhkan waktu yang cukup lama sampai akhirnya ide GWK diterima masyarakat, karena dinilai pada awalnya hanya menghamburkan uang belaka.

Proyek ini baru bisa dimulai pada tahun 1997 dan pada 22 September 2018, taman budaya seluas 60 hektare itu diresmikan Presiden Jokowi.

Keistimewaan salah satu destinasi favorit di Bali ini terletak pada patung Garuda Wisnu Kencana yang menjulang kokoh setinggi lebih dari 120 meter.

Baca Juga:  MENPAREKRAF HARAP SNI CHSE JADI STANDAR UTAMA PELAYANAN SEKTOR PAREKRAF

Patung itu menjadi ikon peradaban yang tak lekang usia. Patung berbahan logam tembaga, baja, dan kuningan itu menggambarkan Dewa Hindu Wisnu yang berada di atas tunggangannya, burung Garuda.

Pada bagian bahu Dewa Wisnu, terdapat hiasan yang terbuat dari ribuan potongan kaca mosaik emas. Hiasan yang disebut ‘badong’ itu juga direkatkan pada bagian mahkota dan dada patung itu.

“Sebagai ikon yang dibanggakan Bali dan Indonesia, kami bahagia bisa terpilih karena banyak delegasi yang ingin tahu sebenarnya seperti apa destinasi ini,” tutur Stefanus. I

 

Kirim Komentar