DISKUSI ICAO TINGKAT MENTERI UNTUK DORONG KEMITRAAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI UDARA

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menghadiri diskusi panel tingkat Menteri pada acara Air Service Negotiation Events (ICAN) 2023, yang diselenggarakan International Civil Aviation Organization (ICAO) di Riyadh, Arab Saudi pada Minggu (3/12/2023).

Menteri Budi menjadi panelis diskusi bertema Air Transport Impact on Economic Development bersama Menteri Transportasi dan Logistik Kerajaan Arab Saudi Saleh Al-Jasser, Menteri Transportasi Ghana Kwaku Ofori Asiamah dan Menteri Transportasi Seychelles Anton Gerard De Jacques.

Menurutnya, transportasi udara berperan penting dalam meningkatkan potensi pariwisata dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Untuk itu, lanjut Menhub Budi, Pemerintah Indonesia terus mendorong kemitraan Business to Business (B to B) dalam penyediaan fasilitas dan pengembangan bandara dan infrastruktur penerbangan lainnya di Indonesia.

“Kami ingin menciptakan iklim persaingan yang sehat di industri penerbangan agar semakin efisien dan kompetitif,” ujarnya.

Menhub menyebutkan, masih terdapat sejumlah tantangan yang perlu diatasi oleh industri penerbangan, di tengah kembali meningkatnya permintaan penerbangan pascapandemi Covid-19 dan tingginya ekspektasi masyarakat untuk mendapatkan tiket yang terjangkau.

Tantangan tersebut di antaranya meningkatnya harga avtur, terbatasnya ketersediaan suku cadang, dan berkurangnya jumlah armada pesawat.

“Oleh karenanya untuk mengatasi tantangan tersebut, kolaborasi dan sinergi antar pemangku kepentingan penerbangan sangat penting. Kami juga terus mendorong investasi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan dan melakukan modernisasi infrastruktur penerbangan di Indonesia,” tuturnya.

Dalam diskusi ini, Menhub menjelaskan, tentang kondisi penerbangan di Indonesia saat ini dan sejumlah peran strategis penerbangan dalam menciptakan keterhubungan antarwilayah.

“Pentingnya menjaga keseimbangan liberalisasi jalur atau akses udara internasional yang menguntungkan semua pihak,” ungkapnya.

Menhub menuturkan, saat ini penerbangan domestik melayani 261 rute yang menghubungkan 121 kota di Indonesia dan dilayani oleh 13 maskapai penerbangan, termasuk dua penerbangan kargo.

Baca Juga:  Pemerintah Luncurkan Avtur Ramah Lingkungan September 2024

Mengenai untuk penerbangan internasional, saat ini melayani 121 rute yang menghubungkan 14 kota di dalam negeri dan menghubungkan 53 kota di 26 negara. Penerbangan internasional dilayani oleh tujuh operator Indonesia dan 45 operator asing.

Selanjutnya Menhub mengungkapkan, angkutan udara perintis berperan penting dalam membangun daerah terpencil yang belum terlayani oleh moda transportasi lain dan tidak menguntungkan secara komersial.

Pemerintah Indonesia memberikan besaran subsidi tarif perintis hingga 80% agar lebih terjangkau bagi masyarakat.

Pada tahun 2023, terdapat 227 jalur perintis yang menghubungkan 213 bandara dan 103 wilayah, dan sebanyak 41 rute didedikasikan khusus untuk penerbangan kargo guna menurunkan disparitas harga barang antar wilayah di Indonesia.

Menhub menambahkan, tingkat pemulihan penerbangan di Indonesia lebih cepat dari kawasan Asia Pasifik dan negara-negara lainnya.

Tercatat, hingga September 2023 pergerakan pesawat dan penumpang domestik sudah mencapai 85% dan internasional mencapai 75% dari kondisi sebelum pandemi Covid-19.

Dari data per Januari hingga Oktober 2023, total jumlah penerbangan internasional mencapai lebih dari 141.000 penerbangan dengan rata-rata 14.000 lebih penerbangan per bulan.

Total jumlah penumpang internasional mencapai lebih dari 23 juta penumpang, dengan rata-rata 42.000 lebih penumpang per bulan. Lalu, total jumlah muatan kargo yang diangkut mencapai lebih dari 267.000 ton.

Menhub menegaskan, salah satu peran penting ICAO dalam mendukung negara-negara anggota pada pembangunan sektor udara adalah memberikan perhatian penuh pengembangan sektor udara di negara-negara kurang berkembang atau Least Developed Countries (LDCs) dan negara-negara berkembang kepulauan kecil atau Small Island Developing States (SIDS).

Hal ini sesuai dengan motto dari ICAO, yaitu no country is left behind in aviation development, yakni program yang bertujuan mendorong semua negara agar mendapatkan kesempatan yang sama untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan penerbangan sipil, baik nasional maupun internasional. I

Kirim Komentar