Ditjen Hubud Pastikan Keselamatan dan Kelancaran Operasi Penerbangan Angkutan Udara Haji 1446 Hijriah Berjalan Lancar

Penyelenggaraan fase keberangkatan embarkasi angkutan udara haji pada 1446 Hijriah/2025 Masehi telah berjalan dengan tertib dan lancar.

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Ditjen Hubud Kemenhub) memastikan seluruh aspek teknis dan operasional penerbangan telah dipersiapkan dengan matang guna mendukung kelancaran pelaksanaan ibadah haji melalui moda transportasi udara.

Secara umum, angkutan udara haji 1446 Hijriah/ 2025 Masehi berlangsung relatif lancar tanpa adanya major accident maupun insiden yang signifikan.

Beberapa keterlambatan (delay) memang tercatat selama proses keberangkatan, namun hal tersebut merupakan bagian dari dinamika operasional yang wajar, terutama disebabkan oleh faktor teknis di lapangan maupun kondisi cuaca di beberapa lokasi.

Namun demikian, operasional penerbangan tetap berjalan sesuai rencana dengan pengelolaan dan penanganan yang sigap dari seluruh pihak terkait, sehingga tidak mengganggu keseluruhan jadwal penyelenggaraan haji.

Tahun ini, angkutan udara haji dilaksanakan oleh tiga operator penerbangan, yaitu Garuda Indonesia yang mengoperasikan 14 unit armada (6 unit armada Boeing B777 dan 8 unit armada Airbus A330), Lion Mentari Airlines dengan 6 unit armada A330, serta Saudi Arabian Airlines yang menurunkan 15 unit armada (9 unit armada B777 dan 6 unit armada A330).

Seluruh armada tersebut telah menjalani ramp check yang dilakukan oleh para inspektur Ditjen Hubud sebelum keberangkatan.

Proses ramp inspection akan terus dilakukan secara berkala selama masa penyelenggaraan angkutan haji, sebagai bagian dari pengawasan berkelanjutan.

Pemeriksaan meliputi sejumlah aspek penting, mulai dari data umum pesawat, pemeriksaan fisik pesawat, status kelayakan terbang, hingga uji fungsi peralatan penting di dalam pesawat.

Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Udara Lukman F. Laisa, ramp check adalah salah satu tahapan vital dalam menjamin bahwa pesawat yang digunakan memenuhi seluruh aspek keselamatan dan kelayakan terbang.

Baca Juga:  MENHUB AJAK SWASTA BANGUN PROYEK PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

“Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh. Ini menjadi komitmen kami untuk menjaga keselamatan jemaah selama menunaikan ibadah haji,” ujarnya.

Selain pemeriksaan pesawat, Lukman menambahkan, Ditjen Hubud juga melakukan koordinasi intensif dengan maskapai terkait jadwal dan alokasi ketersediaan waktu penerbangan.

Hal ini meliputi penetapan jadwal keberangkatan dan kepulangan jemaah, alokasi jadwal di bandara embarkasi dan debarkasi, serta koordinasi dengan otoritas bandara baik di Indonesia maupun di Arab Saudi, termasuk proses perizinan rute internasional ke General Authority of Civil Aviation (GACA) Arab Saudi.

Dalam hal kesiapan maskapai, Ditjen Hubud memastikan seluruh operator memiliki armada yang cukup, crew yang terlatih dan sistem dukungan teknis di lapangan, termasuk kesiapan mekanisme penggantian pesawat apabila terjadi kendala teknis atau situasi darurat lainnya.

“Angkutan haji adalah operasi skala besar yang memerlukan kesiapan menyeluruh, tidak hanya pada armada pesawat, tetapi juga personel dan sistem pendukungnya. Kami pastikan semua aspek ini terkoordinasi dengan baik,” jelas Lukman.

Di sisi bandara, Ditjen Hubud melakukan pengecekan dan inspeksi di bandara-bandara embarkasi dan debarkasi, termasuk koordinasi dengan pihak imigrasi untuk layanan Makkah Route, pengawasan fasilitas check-in, terminal khusus, ruang tunggu, serta ruang ibadah.

Selain itu, Ditjen Hubud juga mengawasi operasional lalu lintas udara dan pengawalan di sisi udara untuk memastikan kelancaran pergerakan jemaah hingga naik ke pesawat, serta memastikan penanganan bagasi dilakukan sesuai prosedur, terutama dalam mengantisipasi kelebihan bagasi.

Ditjen Hubud menegaskan bahwa seluruh penerbangan haji telah memiliki dokumen perizinan yang lengkap, termasuk flight approval dari Kementerian Perhubungan, diplomatic clearance dari Kementerian Luar Negeri dan security clearance dari Mabes TNI. Koordinasi lintas sektor juga dilakukan dengan Kementerian Agama, maskapai, operator bandara, imigrasi, bea cukai, dan karantina.

Baca Juga:  Kurangi Potensi Kecelakaan Lalin, Kemenhub Sediakan Mudik Gratis Angkutan Nataru 2024/2025

“Kami tidak hanya fokus pada aspek teknis operasional, tetapi juga mengedepankan koordinasi yang menyeluruh dengan seluruh pemangku kepentingan. Ini kunci dari keberhasilan penyelenggaraan angkutan haji yang lancar dan aman,” jelasnya.

Sebagai bagian dari manajemen risiko, Ditjen Hubud juga telah menyiapkan contingency plan jika terjadi kondisi luar biasa. seperti keterlambatan, pembatalan karena cuaca buruk atau gangguan teknis, termasuk prosedur penanganan jemaah yang tertinggal, sakit atau meninggal dunia.

Ditjen Hubud terus melakukan evaluasi dan mitigasi secara berkala guna memastikan seluruh proses penyelenggaraan penerbangan berjalan sesuai dengan standar keselamatan dan pelayanan tertinggi.

Langkah ini merupakan komitmen berkelanjutan untuk menjaga keselamatan, keamanan dam kenyamanan pengguna jasa transportasi udara di seluruh wilayah Indonesia.

Menurut Lukman, pelaksanaan angkutan haji tahun ini merupakan rangkaian kegiatan yang melibatkan lintas kementerian/lembaga dan stakeholders.

“Kami bersyukur hingga saat ini seluruh proses berlangsung lancar. Kedepan, kami akan terus menjaga kualitas dan kesiapan layanan hingga seluruh jemaah kembali ke tanah air dengan selamat,” ujarnya. I

Kirim Komentar