Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan keberhasilan Indonesia dalam melakukan program vaksinasi Covid-19 berhasil, karena hal ini menjadi salah satu pertanda Indonesia berhasil mengendalikan pandemi.
“Negara kita Indonesia termasuk negara yang berhasil mengendalikan pandemi Covid-19, termasuk lima besar dengan negara vaksinasi terbanyak di dunia, yaitu 432 juta dosis vaksin yang telah kita suntikkan,” ujar presiden dalam pidato Sidang Tahunan MPR dan DPR 2022, Selasa (16/8/2022).
Menurutnya, wabah Covid-19 mampu dikendalikan saat banyak negara juga tengah mengalami tantangan yang sama. Namun demikian, krisis akibat pandemi Covid-19 diyakini Jokowi belum sepenuhnya berakhir.
“Tantangan yang kita hadapi sangat berat. Semua negara,di seluruh dunia,sedang menghadapi ujian. Krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19 belum sepenuhnya pulih,” jelasnya.
Seperti diketahui, kasus Covid-19 di Indonesia belakangan masih tercatat fluktuatif.
Rata-rata tertinggi berada di 6.000 kasus, sementara terakhir jumlah kasus harian menurun menjadi 3.000 kasus, dengan kasus aktif di angka 53.000. Prediksi terbaru, puncak Omicron baru akan tiba akhir Agustus 2022.
Sementara itu, mengenai subsidi energi, Presiden Jokowi menyebutkan, pemerintah masih bisa memberikan subsidi energi sebesar Rp502 triliun pada tahun 2022, karena Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 tercatat surplus hingga Semester I/2022.
Presiden menegaskan bahwa sampai dengan pertengahan tahun 2022, APBN juga surplus Rp106 triliun.
Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah mampu memberikan subsidi BBM, subsidi elpiji, dan subsidi listrik (subdidi energi) sebesar Rp502 triliun di tahun 2022.
“Anggaran besar untuk subsidi energi diberikan pemerintah agar harga energi di dalam negeri tetap terjangkau masyarakat di tengah kenaikan harga energi global,” katanya.
Menurut presiden, subsidi energi Rp502 triliun diberikan agar harga BBM di masyarakat tidak melambung tinggi.
Jokowi mengklaim upaya pemerintah menjaga harga energi dalam negeri tersebut mampu menekan inflasi di kisaran 4,9%.
“Angka ini jauh di bawah rata-rata inflasi ASEAN yang berada di sekitar 7% dan jauh di bawah inflasi negara-negara maju yang berada di sekitar 9%,” jelasnya.
Selain itu, Presiden Jokowi juga menyebutkan ekonomi Indonesia tumbuh di angka 5,44% pada kuartal II/2022.
Sementara itu, neraca perdagangan juga mencatatkan surplus selama 27 bulan berturut-turut. Jokowi bahkan menyebut neraca perdagangan surplus Rp364 triliun pada semester I/2022.
“Capaian tersebut patut kita syukuri. Fundamental ekonomi Indonesia tetap sangat baik di tengah ekonomi dunia yang sedang bergolak,” tuturnya.
Namun demikian, Jokowi menambahkan, Indonesia tetap harus waspada dan hati-hati lantaran saat ini seluruh dunia tengah menghadapi krisis yang diperkirakan menyebabkan 553 juta jiwa terancam masuk dalam kemiskinan ekstrem dan 345 juta jiwa terancam kekurangan pangan dan kelaparan.
“Ujian ini tidak mudah bagi dunia dan juga tidak mudah bagi Indonesia. Semua ini harus kita hadapi dengan kehati-hatian, dengan kewaspadaan,” ungkapnya. I
Komentar ditutup.