Indonesia Berpeluang Jadi Tujuan Relokasi Pabrik Asal Tiongkok

Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza meminta para pengelola kawasan industri di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batam agar bersiap rebut peluang apabila terjadi relokasi pabrik dari Tiongkok ke Indonesia, menyusul terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).

Hal itu disampaikan Wamenperin ketika berdialog bersama para pengelola kawasan industri di Kawasan Industri Batamindo, Kota Batam, Kepulauan Riau, baru – baru ini.

Kunjungan tersebut juga guna melihat kesiapan 19 kawasan industri yang memungkinkan sebagai tujuan relokasi pabrik asal Tiongkok.

Menurut Wamenperin Faisol, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi tujuan relokasi di saat Presiden Trump berencana menetapkan hambatan tarif (barrier tariffs) impor baru untuk seluruh produk yang berasal dari Negeri Tirai Bambu.

“Hal ini ditangkap oleh para pelaku usaha di RRT sebagai sebuah hambatan untuk melakukan ekspor langsung dari RRT ke Amerika Serikat,” jelasnya.

Pelaku usaha tersebut melihat kemungkinan berusaha dengan mencari lokasi – lokasi baru terutama di kawasan ASEAN dan merelokasi pabriknya agar bisa langsung melakukan ekspor dari negara – negara produksi.

Wamenperin Faisol menegaskan, Indonesia dipandang sebagai negara yang memiliki stabilitas ekonomi dan strategis lokasinya sebagai tujuan investasi atau relokasi pabrik.

Apalagi, lanjutnya, berbagai kawasan industri yang berada di KEK Batam cukup siap apabila tren relokasi itu nantinya terjadi.

“Ada beberapa sektor yang memiliki niat untuk relokasi. Oleh karena itu, persiapan dari masing – masing kawasan industri menjadi sangat penting,” tutur Wamenperin Faisol.

Selain elektronik, dia menambahkan, ada juga tekstil, alas kaki, dan otomotif yang rupanya melihat bahwa semakin sulit peluang untuk ekspor dari Tiongkok langsung ke Amerika Serikat.

Selain mengunjungi Batamindo, Wamenperin Faisol juga mendatangi Kawasan Industri Bintan Industrial Estate (BIIE), sebagai kawasan yang didesain khusus untuk industri halal.

Baca Juga:  Pasar Rakyat Dorong Percepatan Pembangunan Daerah

Dengan luas mencapai 4.000 hektare, katanya, BIIE juga berpeluang besar dikembangkan melalui relokasi perusahaan-perusahaan yang berasal dari Tiongkok.

“Semua upaya relokasi ini dan kesiapan industri di KEK Batam ini dalam rangka memperkuat Indonesia sebagai negara yang bisa memproduksi barang-barang manufaktur, yang kita bangga dengan tulisan Made in Indonesia di setiap produk,” ujar Wamenperin Faisol. I

Kirim Komentar