Indonesia Ekspor Tuna Beku ke UEA

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso melepas ekspor satu kontainer produk tuna beku, yaitu frozen yellow fin tuna loin, ke Uni Emirat Arab (UEA). Ekspor kali ini senilai US$90.000 atau setara Rp1,87 miliar.

Pelepasan ekspor tuna beku tersebut digelar di PT Dempo Andalas Samudera, Padang, Sumatra Barat (Sumbar).

Dia didampingi oleh Direktur Jenderal Pengembangan   Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Fajarini Puntodewi dan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Iqbal Shoffan Shofwan.

Turut  hadir Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah, Investor Aruna Holding Avina Sugiarto, Chief Sustainability Officer and Co-Founder Aruna Indonesia Utari Octavianty, dan Direktur PT Dempo Andalas Samudera Robby Ferliansyah.

Menurut Mendag Busan, para pelaku usaha, termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), dapat memanfaatkan berbagai kerja sama perdagangan yang telah dijalin Indonesia dengan negara – negara mitra.

Contohnya, ekspor ke UEA dapat dilakukan dengan memanfaatkan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif kedua negara (Indonesia – United Arab Emirates CEPA).

Skema ini memungkinkan UEA untuk menurunkan dan menghapus tarif bea masuk untuk sekitar 94% dari total pos tarif, sehingga membuka akses pasarnya bagi Indonesia.

“Kita sudah punya perjanjian dagang dengan UEA, maka perlu kita manfaatkan  sebaik – baiknya. Selain itu, Indonesia dan Tunisia akan menandatangani CEPA pada Juni mendatang,” jelasnya.

Indonesia juga sedang mengejar penyelesaian perundingan CEPA dengan Uni Eropa untuk membuka potensi pasar yang besar sekali ke sana,” kata Mendag.

Selama ini, Kemendag telah melaksanakan pembukaan pasar baru ke pasar – pasar nontradisional, atau pasar yang potensinya belum terjamah, dalam strategi ekspor.

Inisiatif untuk membuka pasar ekspor baru saat ini semakin relevan. Salah satunya, karena dinamika perang dagang dan hambatan perdagangan yang diterapkan secara unilateral.

Baca Juga:  IKN TIDAK HANYA DIBANGUN PEMERINTAH TAPI JUGA DUNIA USAHA

Untuk itu, ekspor ke negara mitra yang telah memiliki perjanjian akan menjadi daya tarik. Dengan bertambahnya jumlah kerja sama perdagangan dengan negara mitranya, lanjut Mendag, hal itu diharapkan memberikan motivasi bagi para eksportir untuk meningkatkan ekspornya.

Sementara itu, Gubernur Mahyeldi meminta pemerintah pusat untuk mendukung ekspor produk unggulan Sumatra Barat.

Dia menambahkan, Export Coaching Program dari Kemendag telah menghasilkan 60 eksportir baru, sehingga menambah jumlah jajaran eksportir yang ada saat ini.

“Kami juga mengharapkan informasi dan dukungan bagi pelaku usaha Sumatra Barat agar bisa mengikuti berbagai pameran di dalam dan luar negeri,” ujar Mahyeldi.

Chief Sustainability Officer and Co-Founder Aruna Indonesia Utari Octavianty mengatakan, industry perikanan harus tetap berdiri tegak di tengah situasi global yang penuh dinamika dan perang.

Dia pun berterima kasih atas dukungan Kemendag, sehinga PT Dempo Andalas Samudera tetap bisa mengekspor tuna ke Dubai, UEA dan dihubungkan dengan para pembeli di UEA.

Utarai berharap, kegiatan ekspor dapat terus dilaksanakan, sehingga nelayan – nelayan di Bungus (Sumatra Barat) bisa terus menangkap ikan tuna dan mendapatkan akses pasar yang lebih baik.

“Ekspor ini menjadi simbol kerja keras para nelayan, seluruh karyawan dan pekerja, hingga ekosistem perikanan,” katanya. I

Kirim Komentar