Indonesia Mampu Produksi Ponsel Pintar Berkualitas

Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menegaskan bahwa Indonesia mampu memproduksi ponsel pintar (smartphone) berkualitas yang bisa bersanding di pasar global.

Menurutnya, hal itu karena Indonesia memiliki fasilitas produksi dan perakitan ponsel pintar yang bekerja sama dengan sejumlah jenama kelas dunia, yakni PT Sat Nusapersada (SatNusa) yang berlokasi di Batam.

“Silakan bandingkan perusahaan – perusahaan yang sekarang ada di Indonesia dengan perusahaan-perusahaan yang selama ini menjadi partner mereka di negara – negara lain. Baik itu di Vietnam, di Malaysia, di India, maupun di China,” kata Wamenperin Faisol.

Dia yang melakukan kunjungan ke fasilitas tersebut menjelas, pengalaman yang dilakukan Sat Nusapersada selama bertahun – tahun turut membangkitkan optimisme bahwa Indonesia punya potensi besar untuk mengembangkan industri di bidang telekomunikasi.

Oleh karena itu, Wamenperin Faisol berpesan kepada para calon investor jenama ponsel untuk tidak ragu berinvestasi di tanah air serta mendirikan fasilitas produksi.

“Sebagai pemerintah, kami mengimbau bahwa jangan khawatir dengan potensi yang ada, dengan teknologi yang dimiliki oleh perusahaan – perusahaan di Indonesia, dengan sumber daya manusia yang ada di Indonesia,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Wamen Faisol mendorong perusahaan tersebut agar mengoptimalkan produksi dengan teknologi Internet of Things (IoT) dan kecerdasan buatan (AI), guna bersaing secara kompetitif dengan sektor industri elektronik.

“Ini kesempatan besar untuk SatNusa bergerak secepat mungkin merangkul dan menjadi perusahaan yang memiliki line business di berbagai macam lini sektor usaha,” jelasnya.

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan sejak diberlakukannya minimal serapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di industri handphone, komputer genggam dan tablet (HKT) sebesar 35%, menjadikan sektor tersebut tumbuh dengan pesat.

Baca Juga:  MENTERI ERICK TUNTASKAN LIMA PRIORITAS BUMN

Kemenperin mencatat pada tahun 2023, produksi HKT di dalam negeri mencapai 50 juta unit dengan jumlah impor hanya 3,1 juta unit.

Hal ini membuat hampir 94% dari produk teknologi tersebut merupakan hasil produksi manufaktur domestik.

Sementara itu, nilai ekspor produk elektronika hingga Triwulan III/2024 sudah menyentuh angka US$10,07 miliar, yang didominasi oleh ekspor peralatan telekomunikasi atau telepon, elektronika rumah tangga, peralatan listrik dan komponen.

Khusus untuk produk HKT, sepanjang tahun 2024 telah mencapai nilai ekspor sebesar US$277 juta. I

Kirim Komentar