Pemerintah Indonesia melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkuat kerja sama riset dengan Jepang menuju netralitas karbon yang kini menjadi fokus Indonesia.
“Kami berfokus pada netralitas karbon, karena ini merupakan pekerjaan besar bagi Indonesia saat ini. Kami tahu, Jepang memiliki banyak teknologi terkait dengan netralitas karbon. Jadi, kami berharap bisa melakukan kerja sama lebih jauh, khususnya untuk penghapusan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU),” kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko melalui keterangan di Jakarta.
Dia mengatakan, pihaknya baru memulai kerja sama dengan salah satu pihak asal Jepang, sebagai langkah transisi mesin PLTU di Indonesia, sehingga bahan bakar batubara dapat digantikan dengan biomassa lokal.
Menurutnya, pemanfaatan biomassa lokal sebagai sumber energi baru terbarukan menjadi strategi dalam mencapai netralitas karbon.
Handoko menyebutkan, Indonesia tengah mempertimbangkan pembangkit listrik tenaga nuklir untuk sumber energi berskala besar di masa depan.
Saat ini, lanjutnya, BRIN juga sudah memulai kerja sama dengan mitra industri di Jepang dalam mengembangkan bioavtur untuk bahan bakar pesawat berbasis biomassa lokal Indonesia, seperti kelapa dan tumbuhan lainnya.
“Kami berharap, tahun depan sudah mulai terproduksi dan mulai dimanfaatkan,” ujarnya.
Handoko juga menyampaikan keinginan dalam memperkuat kerja sama dengan Jepang untuk pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul melalui aktivitas riset.
Dia memaparkan, BRIN memiliki banyak skema dan program untuk mengembangkan SDM, khususnya Program Master dan PhD yang dikerjasamakan dengan mitra global, termasuk Jepang.
Terkait hal tersebut, Anggota Parlemen Jepang Motegi Toshimitsu juga menekankan pentingnya memperkuat pertukaran SDM yang akan menjadi pemimpin generasi berikutnya, demi penguatan lebih lanjut hubungan bilateral antara kedua negara.
Dia yang juga merupakan Sekretaris Jenderal Partai Liberal Demokrat (LDP) Jepang itu menilai pentingnya mewujudkan kerja sama yang menciptakan masa depan bersama, dengan negara-negara ASEAN jauh berkembang pesat.
Adapun untuk memperkuat struktur industri di Indonesia, ungkap dia, Jepang memiliki banyak hal yang bisa disiapkan di Indonesia, termasuk teknologi netralisasi karbon dan juga teknologi panas bumi.
“Netralitas karbon yang ditargetkan oleh Indonesia menuju tahun 2060 melalui dekarbonisasi, dapat kita lakukan melalui kerja sama antara kedua negara,” jelas Motegi. I