Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, pariwisata memiliki keterkaitan yang erat dalam pengembangan konsep Smart City (kota pintar) yang bisa menjadi daya tarik wisata bagi wisatawan untuk berkunjung (smart tourism destination) dan begitu pula sebaliknya.
“Konsep kota cerdas telah membuka peluang bagi tourism untuk berkembang menjadi smart tourism,” ujarnya saat menjadi pembicara diskusi pleno World Cities Summit (WCT) 2024 di Singapore Convention Exhibition, Singapura.
Di Indonesia, smart city dan smart tourism berjalan beriringan dan saling berkaitan, dengan pengembangan pariwisata yang selalu dikedepankan dalam hal penerapan teknologi, seperti hotel, restoran, tur operator, desa wisata, juga komunitas lokal.
Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan pengalaman melek digital dan layanan yang modern bagi wisatawan namun di sisi lain tetap memberikan pengalaman berwisata yang otentik.
“Karenanya dalam pengembangan kota ke depan dalam konsep Smart City harus dapat membangun spot-spot pariwisata. Bagaimana kota dapat menghadirkan kesejahteraan bagi populasinya berbekal kekuatan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” jelasnya.
Lebih lanjut Sandiaga menambahkan, sebuah smart city harus juga mengedepankan kreativitas. Kota cerdas juga harus tumbuh sebagai kota kreatif.
Indonesia saat ini telah memiliki lima kota kreatif kelas dunia yang telah masuk dalam daftar jaringan kota kreatif UNESCO, yakni Bandung, Jakarta, Pekalongan, Ambon dan Solo.
“Kota-kota yang ke depannya menghadapi tantangan beragam harus mampu menampilkan kreativitas dari masyarakatnya beserta seluruh pemangku kepentingan. Bagaimana kita menyiapkan kota-kota ini untuk menjadi kota-kota kreatif,” tutur Sandiaga.
World Cities Summit merupakan ajang pertemuan tiap dua tahunan bagi para pemimpin pemerintah dan pakar industri untuk mengatasi tantangan menjadi kota layak huni, berkelanjutan dan berketahanan.
“Smart tourism adalah hal yang sangat penting dalam pengembangan destinasi pariwisata yang berkelanjutan dan kompetitif di era digital. Namun, diperlukan penguatan kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan dalam proses pembangunan smart tourism juga smart city,” ujarnya. I