Ini Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana di Tanah Air pada 2 Desember 2025

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menghimpun laporan kejadian bencana dan penanganannya sejak Senin (1/12) pukul 07.00 WIB hingga Selasa (2/12) pukul 07.00 WIB.

Sejumlah bencana hidrometeorologi terjadi di beberapa daerah pada periode tersebut.

Kejadian bencana pertama adalah banjir di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, yang dipicu oleh hujan deras berkepanjangan sehingga menyebabkan aliran Sungai Cibunar meluap pada Minggu (30/11) pukul 16.30 WIB.

Dampak utama banjir ini terjadi di Kecamatan Parungpanjang, khususnya di Desa Cibunar. Korban terdampak mencapai 74 Kepala Keluarga (KK) atau 222 jiwa.

Data kerugian materiil masih dalam proses pendataan, namun sementara tercatat 74 unit rumah terdampak. Tinggi muka air pada awal kejadian mencapai sekitar 50 cm.

Selain banjir, angin kencang disertai curah hujan tinggi juga melanda Kabupaten Bogor pada hari yang sama.

Kejadian ini menyebabkan sejumlah pohon tumbang dan merusak rumah warga di Kecamatan Tamansari, khususnya Desa Sukajaya. Sebanyak 60 kepala keluarga atau 237 jiwa terdampak, dengan kerusakan pada 52 unit rumah.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor telah berkoordinasi dengan aparat desa setempat dan melaksanakan berbagai langkah penanganan, antara lain pendataan, dan evakuasi.

Kebutuhan mendesak di lokasi bencana saat ini adalah alat kebersihan untuk membantu warga membersihkan rumah dan lingkungan dari lumpur serta material sisa banjir.

Kondisi terkini menunjukkan bahwa sebagian rumah yang terdampak telah mulai diperbaiki. Pohon – pohon yang tumbang juga telah dievakuasi dari lokasi, sehingga situasi berangsur membaik dan warga dapat kembali menjalankan aktivitas dengan lebih aman.

Untuk wilayah terdampak banjir telah surut dan warga mulai melakukan pembersihan air serta lumpur di rumah masing-masing.

Baca Juga:  JIKN BAHAS PENGELOLAAN KEARSIPAN PERANGKAT DAERAH KOTA BEKASI

Meningkatkan kesiapsiagaan dan efektivitas penanggulangan bencana, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menetapkan status Siaga Darurat Banjir, Banjir Bandang, Cuaca Ekstrem, Gelombang Ekstrem, Abrasi, dan Tanah Longsor tahun 2025/2026 melalui Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 360/Kep.626-BPBD/2025, yang berlaku sejak 15 September 2025 hingga 30 April 2026.

Sementara itu, banjir juga melanda Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur, akibat hujan deras yang mengguyur wilayah Desa Lobohede dan Desa Ramedue pada Minggu (30/11) sekitar pukul 07.30 WITA. Kejadian tersebut mengakibatkan 20 kepala keluarga terdampak dan rumah mereka terendam banjir.

Lokasi terdampak berada di Kecamatan Hawu Mehara, tepatnya di Desa Lobohede dan Desa Ramedue.

Kerugian materiil meliputi 20 unit rumah yang tergenang, sedangkan warga dan lingkungan mengalami gangguan aktivitas akibat luapan air.

BPBD Kabupaten Sabu Raijua telah berkoordinasi dengan instansi terkait dan melakukan asesmen untuk menilai dampak serta kebutuhan penanganan.

Perkembangan terkini situasi di kedua desa mulai kondusif. Aktivitas warga perlahan kembali normal, sedangkan perbaikan bangunan dilakukan secara swadaya dengan pendampingan pemerintah desa dan BPBD setempat.

Di Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan, cuaca ekstrem berupa angin kencang dan hujan deras terjadi pada Minggu (30/11) sekitar pukul 22.00 Wita.

Peristiwa ini terjadi di Dusun Munte-munte, Desa Watangpanua, dan Dusun Bubu, Desa Maliwowo, Kecamatan Angkona. Akibat kejadian tersebut, 25 KK terdampak dengan rincian 15 rumah rusak berat dan 10 rumah rusak sedang.

Sebagian besar rumah mengalami kerusakan dengan tingkat berbeda-beda. Sebagai respons, BPBD Kabupaten Luwu Timur berkoordinasi dengan Dinas Sosial (Dinsos), TAGANA, Babinsa Maliwowo, aparat desa, dan Danramil Malili untuk melakukan asesmen situasi serta menyalurkan bantuan kepada warga terdampak.

Baca Juga:  Ini Laporan Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana di Indonesia pada 31 Oktober 2025

Penanganan dan pemulihan akibat cuaca ekstrem di wilayah ini masih berlangsung. Upaya dilakukan untuk meminimalkan kerugian dan membantu masyarakat agar dapat kembali beraktivitas secara normal.

BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat memicu banjir, angin kencang, dan bencana hidrometeorologi lainnya.

Masyarakat diharapkan menjaga kebersihan saluran air, mengamankan barang penting, menjauhi area rawan bencana dan mengikuti arahan aparat setempat.

BNPB mengingatkan agar masyarakat hanya mengakses informasi resmi dan tidak menyebarkan kabar yang belum terverifikasi. I

Kirim Komentar