Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) kembali melaporkan rangkuman hasil pemantauan bencana periode 3 -4 Oktober 2025.
Bencana cuaca ekstrem melanda Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah pada Kamis (2/10). Hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang menerpa Kecamatan Kradenan, Desa Getas, sehingga menimbulkan kerugian material serta korban luka di tengah masyarakat.
Data sementara mencatat, sebanyak enam Kepala Keluarga (KK) terdampak dengan enam unit rumah mengalami kerusakan. Selain itu, terdapat satu warga yang mengalami luka dan telah mendapatkan perawatan di RS Randublatung.
Menanggapi peristiwa tersebut, BPBD Kabupaten Blora segera melakukan koordinasi dengan pihak terkait dan melaksanakan pendataan di lapangan untuk memastikan dampak serta kebutuhan warga terdampak.
Penanganan darurat melibatkan berbagai unsur, di antaranya Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (TRC BPBD) Kabupaten Blora, Camat Kradenan, Polsek Kradenan, Koramil Kradenan, Satpol PP Kradenan, PMI Kradenan, Kepala Desa Getas beserta perangkat desa, PLN Randublatung, serta warga sekitar. Hingga kini, upaya penanganan masih terus dilakukan oleh tim gabungan bersama masyarakat setempat.
Selain itu, BNPB juga melaporkan perkembangan penanganan cuaca ekstrem yang melanda wilayah Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur, pada Minggu (28/9).
Hujan lebat disertai angin kencang terjadi secara tiba-tiba dan menimbulkan dampak cukup signifikan, khususnya di Kecamatan Tasifeto, meliputi Desa Naekasa dan Desa Persiapan Raidikur.
Berdasarkan laporan yang dihimpun BNPB, sebanyak 18 KK atau 72 jiwa terdampak akibat kejadian ini. Di Desa Naekasa tercatat dua KK/delapan jiwa, sedangkan di Desa Persiapan Raidikur terdapat 16 KK/64 jiwa.
Tidak ada laporan korban jiwa. Pascabencana sebanyak 17 unit rumah rusak ringan tercatat, dengan rincian dua unit rumah di Desa Naekasa dan 15 unit rumah di Desa Persiapan Raidikur.
Menindaklanjuti situasi tersebut, BPBD Kabupaten Belu bersama aparat desa dan masyarakat setempat segera melakukan langkah penanganan darurat.
Upaya yang dilakukan meliputi pembersihan material pohon tumbang, pendataan dampak kerusakan, serta identifikasi kebutuhan mendesak warga terdampak. Selain itu, BPBD juga telah menyalurkan bantuan logistik untuk meringankan beban para korban.
Hingga kondisi terkini, tim BPBD bersama warga setempat masih terus melakukan pembersihan rumah dan ranting pohon yang tumbang. Situasi berangsur pulih, meskipun masyarakat masih membutuhkan perhatian dalam pemulihan kondisi pasca bencana.
BNPB mengingatkan masyarakat di wilayah rawan bencana untuk meningkatkan kewaspadaan pada musim hujan, khususnya terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang dan banjir bandang.
Warga diimbau segera mencari tempat aman ketika terjadi cuaca buruk, menghindari area rawan pohon tumbang, serta menjaga kebersihan saluran air agar tidak tersumbat.
Selain itu, BNPB mendorong pemerintah daerah bersama masyarakat untuk melakukan langkah pencegahan, antara lain pemangkasan pohon yang berpotensi tumbang, pembersihan lingkungan secara berkala, dan memastikan sistem peringatan dini berjalan optimal.
Partisipasi aktif warga sangat diperlukan untuk mengurangi risiko bencana serta mempercepat proses pemulihan pasca kejadian. I