Ini Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana pada 15 Agustus 2025

Memasuki pekan kedua Agustus 2025, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sejumlah kejadian bencana beserta upaya penanganannya hingga Jumat, 15 Agustus 2025, pukul 07.00 WIB.

Salah satu kejadian yang tercatat adalah hujan deras disertai angin kencang dan butiran es yang melanda wilayah Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi, pada Selasa (12/8/2025) sekitar pukul 15.45 WIB.

Berdasarkan keterangan warga, angin bertiup dengan kekuatan tinggi sehingga merobohkan dinding rumah semi permanen dan menerbangkan atap sejumlah rumah di Kelurahan Sungai Nibung.

Akibat peristiwa ini, 48 Kepala Keluarga (KK) atau 165 jiwa terdampak. Berdasarkan pendataan awal, kerusakan yang terjadi meliputi 15 unit rumah rusak berat, 13 unit rumah rusak sedang dan 27 unit rumah rusak ringan. Tidak ada laporan korban jiwa.

Untuk menangani kondisi tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanjung Jabung Barat bersama perangkat kelurahan, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Tagana Dinas Sosial dan masyarakat melakukan gotong royong membersihkan puing – puing, serta memasang bangunan darurat bagi warga terdampak.

Verifikasi data korban dan kerugian juga dilakukan di lapangan untuk memastikan kebutuhan bantuan.

Selain itu, BPBD berkoordinasi dengan PLN guna menangani pohon tumbang yang menimpa kabel jaringan listrik.

Upaya penanganan melibatkan 5 orang personel BPBD, 1 orang personel Babinsa Koramil Tungkal Ilir, 1 orang personel Bhabinkamtibmas Polsek Tungkal Ilir, 10 perangkat lurah dan 5 orang personel Tagana Dinas Sosial di bawah koordinasi Camat Tungkal Ilir.

Hingga Kamis (14/8), warga dengan rumah rusak berat mengungsi sementara di rumah kerabat, sementara korban dengan rumah rusak sedang dan ringan masih menempati bangunan yang tersisa. Situasi di lokasi dilaporkan kondusif dan aman.

Selain bencana akibat hujan dan angin kencang, musim kemarau juga mulai menimbulkan dampak di beberapa wilayah.

Memasuki puncak musim kemarau, kekeringan mulai berdampak pada wilayah Kabupaten Jember.

Pada Kamis (14/8), warga Dusun Bunder, Desa Sumberpinang, Kecamatan Pakusari, mengalami kesulitan mendapatkan air bersih akibat pasokan air yang menurun drastis.

Hampir setiap rumah tangga terdampak kesulitan dalam memenuhi kebutuhan air sehari – hari, dengan total 101 KK terdampak. Tidak ada laporan korban jiwa maupun kerugian materil.

BPBD Kabupaten Jember segera melakukan asesmen dan berkoordinasi dengan aparat desa, serta RT/RW setempat untuk menentukan langkah penanganan.

Upaya darurat yang dilakukan antara lain mendistribusikan air bersih ke wilayah terdampak setiap tiga hari sekali dengan kapasitas 5.000 liter per tangki dan menyalurkan 2 unit tandon berkapasitas 1.200 liter untuk kebutuhan penyimpanan air sementara.

Selain itu, BPBD Jember telah menyampaikan tembusan permohonan bantuan kepada Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya untuk mendukung pipanisasi.

Hal ini mengingat terdapat sumur bor berjarak sekitar 600 meter dari lokasi kekeringan, namun masih terkendala ketersediaan pipa, tandon dan sambungan meteran listrik.

Perkembangan terkini, distribusi air berjalan lancar dan warga mulai mendapatkan pasokan air secara teratur.

Pemerintah daerah terus memantau situasi dan berupaya mempercepat solusi jangka panjang agar kebutuhan air bersih masyarakat dapat terpenuhi secara berkelanjutan.

Sementara itu, di wilayah pesisir timur Indonesia, bencana alam lain kembali terjadi. Sejak Senin (11/8) hingga Kamis (14/8), wilayah pesisir Kabupaten Buru Selatan, Provinsi Maluku, dilanda gelombang tinggi yang dipicu hujan berintensitas sedang hingga lebat.

Kondisi cuaca ekstrem ini menyebabkan kerusakan pada talud penahan ombak di berbagai desa serta merusak rumah-rumah warga yang berada di pesisir pantai.

Berdasarkan laporan BPBD Kabupaten Buru Selatan, bencana ini berdampak di lima kecamatan dan 17 desa.

Rinciannya adalah Kecamatan Namrole (Desa Lektama, Elfule, Waenono, Kamlanglale, Labuang), Kecamatan Waesama (Desa Waesili, Waetawa, Wamsisi), Kecamatan Leksula (Desa Waemulang, Nalbesi, Ewiri, Leksula, Waeturen), Kecamatan Kepala Madang (Desa Pasir Putih, Biloro, Waepandan), dan Kecamatan Ambalau (Desa Masawoi).

Dampak kerusakan yang tercatat meliputi 61 kepala keluarga mengungsi, 18 unit rumah rusak berat, 43 unit rumah terdampak, dan satu unit fasilitas pendidikan terdampak.

Sementara itu, kerusakan talud mencapai total panjang 1.875 meter, terdiri atas tiga talud rusak berat sepanjang 700 meter dan 14 talud terdampak sepanjang 1.175 meter.

Kerusakan talud ini tersebar di seluruh kecamatan terdampak, dengan beberapa desa mengalami kerusakan signifikan, seperti Waesili, Waetawa dan Wamsisi di Kecamatan Waesama.

Menindaklanjuti kejadian ini, BPBD Kabupaten Buru Selatan melakukan peninjauan langsung ke lokasi terdampak dan berkomunikasi dengan perangkat desa di luar Kecamatan Namrole.

BPBD juga menggelar rapat koordinasi bersama Organisasi Perangkat Daerah terkait, di antaranya Dinas Sosial dan Dinas PUPR, untuk menetapkan langkah penanganan darurat terhadap kerusakan talud dan permukiman warga.

Hingga kini, warga terdampak abrasi yang rumahnya mengalami kerusakan parah masih mengungsi di rumah keluarga terdekat.

Intensitas hujan sedang masih terpantau di sejumlah wilayah hingga pukul 17.00 WIT. BPBD Kabupaten Buru Selatan, Provinsi Maluku, terus memantau perkembangan situasi dan menyiapkan langkah antisipatif apabila cuaca ekstrem berlanjut.

Di sisi lain, Sumatera Barat menghadapi bencana yang berbeda, yaitu kebakaran hutan dan lahan. Kebakaran kembali terjadi pada Rabu (13/8) sekitar pukul 16.30 WIB di Jorong Turawan, Nagari III Koto, Kecamatan Rambatan, yang berjarak hanya 200 meter dari permukiman warga.

Berdasarkan keterangan di lapangan, kebakaran dipicu oleh aktivitas pembakaran sampah oleh warga.

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun, kebakaran menghanguskan lahan seluas kurang lebih 4 hektare.

Lokasi kebakaran yang dekat dengan permukiman membuat penanganan dilakukan secara cepat dan terkoordinasi.

Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Kabupaten Tanah Datar segera bergerak menuju lokasi untuk melakukan pemadaman bersama tim pemadam kebakaran.

Dalam proses tersebut, dikerahkan satu unit mobil pemadam kebakaran dan satu unit mobil tangki air milik BPBD. BPBD juga terus melakukan koordinasi dengan wali nagari setempat untuk memastikan situasi tetap terkendali.

Kondisi terkini, api telah berhasil dipadamkan. Unsur yang terlibat dalam penanganan meliputi BPBD Kabupaten Tanah Datar, tim pemadam kebakaran dan masyarakat setempat. Situasi di lokasi dinyatakan aman dan terkendali.

Gubernur Provinsi Sumatra Barat telah menetapkan Status Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan di wilayah provinsi tersebut selama 60 hari, terhitung mulai 23 Juli 2025 hingga 21 September 2025, melalui SK Nomor 360-416-2025.

BNPB menghimbau masyarakat untuk tetap waspada, mengikuti informasi resmi, menyiapkan kebutuhan darurat dan melaporkan setiap kejadian bencana kepada pihak berwenang agar penanganan dapat dilakukan dengan cepat. I

Kirim Komentar