Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus memantau dan merespons berbagai kejadian bencana yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia.
Beberapa daerah mengalami bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor dan angin puting beliung yang berdampak signifikan terhadap masyarakat dan infrastruktur.
Salah satu daerah yang mengalami dampak signifikan adalah Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat, di mana banjir terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut pada Jumat (15/3) malam.
Akibatnya, 1.131 Kepala Keluarga (KK) atau 3.963 jiwa terdampak, 744 jiwa mengungsi, serta 1.131 rumah dan 117,6 hektar lahan pertanian terdampak.
Saat ini, kondisi banjir telah berangsur surut, sementara status darurat yang ditetapkan adalah siaga darurat bencana hidrometeorologi.
Bencana banjir juga terjadi di Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatra Selatan, dengan 60 KK dan 60 rumah terdampak. Hingga saat ini, kondisi banjir masih belum surut.
Sementara itu, di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), banjir berdampak pada 75 KK atau 199 jiwa dengan 61 rumah terdampak. Kondisi saat ini menunjukkan banjir berangsur surut.
Di Kabupaten Ende, Provinsi NTT, banjir menyebabkan 51 KK terdampak dan 25 hektar sawah tergenang. Saat ini, banjir telah surut.
Pada Kabupaten Ngada, Provinsi NTT, pergerakan tanah berdampak pada 16 KK atau 87 jiwa dengan 4 rumah terdampak.
Identifikasi kondisi tanah akan dilakukan untuk penanganan lebih lanjut.
Banjir juga terjadi di Kabupaten Melawi, Provinsi Kalimantan Barat, dengan 120 KK terdampak dan 120 rumah tergenang.
Status yang ditetapkan adalah siaga darurat penanganan banjir, puting beliung, dan tanah longsor. Saat ini, banjir masih belum surut.
Sementara itu, banjir di Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, berdampak pada 755 KK atau 2.646 jiwa dengan 718 rumah terdampak.
Status darurat masih dalam pembahasan, sementara evakuasi warga terdampak terus berlangsung.
Di Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat, banjir menyebabkan 101 KK terdampak, 101 rumah tergenang, dan dua jembatan putus.
Saat ini, banjir telah surut. Banjir juga melanda Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, dengan dampak terhadap 101 KK dan 40 rumah terdampak.
Kondisi saat ini berangsur surut, tetapi jika hujan kembali turun, banjir berpotensi meningkat.
Tanah longsor terjadi di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, berdampak pada 89 KK atau 240 jiwa dengan 16 rumah rusak. Situasi saat ini telah tertangani.
Sementara itu, di Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat, longsor berdampak pada 118 KK atau 375 jiwa dengan 200 meter jalan mengalami kerusakan berat. Saat ini, akses jalan masih belum bisa dilalui.
Sebanyak 13 kejadian bencana sebelumnya mengalami perkembangan terbaru.
Di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, angin puting beliung berdampak pada 40 KK dengan 40 rumah rusak dan dua orang luka-luka.
Saat ini, perbaikan rumah yang mengalami kerusakan masih berlangsung.
Banjir dan tanah longsor di Kota Padangsidimpuan, Provinsi Sumatera Utara, menyebabkan satu jiwa meninggal dunia, 1.054 jiwa terdampak, 20 rumah rusak berat, dan 146 rumah rusak ringan.
Status yang ditetapkan adalah darurat bencana banjir dan tanah longsor. Saat ini, banjir mulai berangsur surut.
Di Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah, banjir berdampak pada 6.364 KK, dengan 1.220 jiwa mengungsi serta 6.364 rumah terdampak.
Status yang ditetapkan adalah tanggap darurat bencana banjir. Saat ini, banjir telah surut, sementara perbaikan tanggul sungai masih berlangsung.
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Provinsi NTT menyebabkan 1.355 KK atau 4.838 jiwa mengungsi.
Status yang ditetapkan adalah tanggap darurat bencana alam erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Saat ini, aktivitas gunung berada pada Level III atau siaga, dengan 1.841 jiwa masih mengungsi.
Menyikapi peristiwa bencana yang terjadi di berbagai daerah, BNPB mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan dalam mengantisipasi ancaman potensi risiko bencana hidrometeorologi basah.
Segera lakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman jika terjadi hujan deras lebih dari satu jam dan jarak pandang (feasibility) kurang dari 100 meter.
Pemerintah daerah diminta untuk segera memeriksa kesiapan perangkat, personel dan sumber daya guna menghadapi potensi darurat. I