Ini Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana pada 18 Maret 2025

Memasuki hari kedua pada pekan ketiga Maret 2025, bencana hidrometeorologi basah dilaporkan masih mendominasi peristiwa yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, banjir menjadi bencana paling banyak terjadi dalam laporan tersebut.

Sebanyak 14 peristiwa bencana terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, peristiwa pertama dilaporkan terjadi di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

Akibat hujan yang melanda dengan intensitas tinggi, pada Sabtu (15/3), banjir merendam permukiman warga.

Sedikitnya 339 Kepala Keluarga (KK) di empat desa dari dua kecamatan terdampak.

Kendati kini banjir telah berangsur surut, BPBD setempat masih bersiaga dan melakukan pemantauan genangan air secara berkala guna mengantisipasi banjir kembali terjadi.

Bencana selanjutnya yaitu banjir di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, pada Minggu (16/3).

Sebanyak 200 KK di dua desa di Kecamatan Menganti ini terdampak dari peristiwa yang dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi disertai oleh aliran drainase yang buruk tersebut. Tinggi muka air dilaporkan mencapai lima hingga 50 sentimeter.

Guna merespons peristiwa ini, BPBD setempat telah melakukan sejumlah upaya antara lain evakuasi terhadap warga terdampak, mendirikan dapur umum, dan distribusi bantuan logistik.

Saat ini, banjir berangsur surut dan warga sudah kembali ke rumahnya masing-masing.

Selain di Jawa Timur, bencana banjir juga terjadi di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, pada Minggu (16/3).

Sebanyak 369 KK atau 1.196 jiwa terdampak di tiga desa dari dua kecamatan. Saat ini genangan dilaporkan telah surut dan warga telah membersihkan rumahnya masing-masing.

Selanjutnya, banjir juga merendam sejumlah wilayah di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, pada Senin (17/3).

Banjir terjadi lantaran meningkatnya debit air yang tidak mampu ditampung oleh Sungai Biluango, yang sebelumnya dipicu oleh hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

Akibat banjir ini sebanyak 271 KK atau 884 jiwa terdampak yang berasal dari tiga desa di dua kecamatan.

Selain itu, sedikitnya tujuh unit rumah rusak berat sementara lima unit rumah rusak ringan.

Saat ini, kendati banjir berangsur surut, BPBD setempat masih melakukan sejumlah upaya koordinasi hingga pendataan korban dan infrastruktur terdampak lainnya, evakuasi dan pemantauan ke titik lokasi banjir.

Baca Juga:  Percepatan Swasembada untuk Penuhi Pangan Dalam Negeri

Selain Kabupaten Bone Bolango, banjir juga merendam wilayah lain di Gorontalo, yakni Kota Gorontalo, pada Senin (17/3).

Peristiwa yang melanda Kelurahan Talumolo dan Kelurahan Botu di Kecamatan Dumbo Raya ini mengakibatkan 319 KK atau 1.354 jiwa terdampak.

Kemudian banjir juga dilaporkan terjadi di Sumatra Utara, yakni Kabupaten Padang Lawas, pada Senin (17/3) dini hari.

Akibat banjir yang terjadi disebabkan oleh meluapnya Sungai Batang Kumu ini, sebanyak 73 KK atau 303 jiwa di lima desa dari dua kecamatan terdampak.

Banjir juga mengakibatkan sejumlah akses jalan dan jembatan tidak bisa dilalui. HIngga kini banjir dilaporkan telah berangsur surut di beberapa wilayah.

Namun demikian, BPBD setempat masih bersiaga dan membuka dapur umum untuk warga yang masih bertahan di pengungsian.

Selanjutnya, banjir melanda Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, pada Minggu (16/3), akibat dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi yang menyebabkan terjadinya luapan air.

Banjir tersebut merendam permukiman warga di tiga desa dari dua kecamatan.

Sedikitnya 205 KK tercatat terdampak dengan ketinggian muka air mencapai 70 sentimeter.

Saat ini, banjir telah berangsur surut namun BPBD setempat masih bersiaga terhadap potensi bencana susulan yang terjadi.

Beralih ke Kalimantan Barat, banjir masih merendam 15 desa di Kabupaten Ketapang, pada Senin (17/3).

Sedikitnya 1.771 KK atau 6.037 jiwa terdampak kendati demikian banjir telah berangsur surut dan beberapa wilayah lainnya masih menggenang.

BPBD setempat terus berupaya dan bersiaga guna melakukan pemantauan terhadap genangan air.

Kemudian peristiwa banjir terjadi di Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah, pada Jumat (7/3).

Dilaporkan sebanyak 825 KK atau 5.322 jiwa terdampak akibat banjir tersebut. Saat ini, banjir dilaporkan berangsur surut dengan ketinggian muka air mencapai 20 sentimeter (cm).

BPBD Kabupaten Barito terus melakukan koordinasi dan pendataan penanganan banjir serta pemantauan secara berkala terhadap genangan-genangan air yang ada.

Baca Juga:  BNPB Salurkan Bantuan Penanganan Darurat Banjir Demak

Banjir juga masih terjadi di wilayah lain di Kalimantan Tengah. Hingga Senin (17/3) banjir masih merendam 29 desa di empat kecamatan yang ada di Kabupaten Kapuas.

Peristiwa ini sebelumnya terjadi sejak Selasa (4/3), tetapi hingga kini banjir dilaporkan belum surut dengan ketinggian muka air mencapai 50 cm hingga 300 cm.

Sebanyak 7.139 KK atau 18.875 jiwa terdampak. BPBD setempat masih melakukan pemantauan hingga koordinasi dan pendataan penanganan banjir.

Sementara itu wilayah lain di Kalimantan Tengah yang dilanda banjir adalah Kabupaten Pulang Pisau.

Hingga Senin (17/3) banjir yang sebelumnya terjadi sejak Minggu (9/3) ini belum surut dengan ketinggian muka air mencapai 70 cm.

Sedikitnya 449 KK atau 1.837 di tiga desa dari tiga kecamatan terdampak.

Selanjutnya peristiwa banjir juga melanda Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, pada Jumat (14/3).

Akibat banjir ini sebanyak 1.609 KK atau 7.995 jiwa di 23 desa dan lima kelurahan dari sembilan kecamatan ini terdampak dengan ketinggian muka air capai 150 cm.

Tim BPBD setempat hingga kini masih terus melakukan upaya penanganan di lokasi.

Beralih ke wilayah lain, banjir bandang terjadi di Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara pada Minggu (16/3).

Dipicu hujan berintensitas tinggi selama kurang lebih tiga jam, mengakibatkan air dari sungai Batu Gagah meluap.

Sedikitnya 272 KK terdampak dan lima KK mengungsi akibat rumahnya mengalami rusak berat diterjang banjir bandang.

Pada Selasa (18/3) dilaporkan air telah berangsur surut dan tim BPBD setempat masih berupaya melakukan pembersihan permukiman warga menggunakan mobil tangki air dan pemadam kebakaran.

Menyikapi peristiwa bencana yang terjadi di berbagai daerah, BNPB mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan dalam mengantisipasi ancaman potensi risiko bencana hidrometeorologi basah.

Segera lakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman jika terjadi hujan deras lebih dari satu jam dan jarak pandang kurang dari 100 meter.

Pemerintah daerah diminta untuk segera memeriksa kesiapan perangkat, personel, dan sumber daya guna menghadapi potensi darurat. I

Kirim Komentar