Ini Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana pada 21 Mei 2025

Berbagai kejadian bencana hidrometeorogi basah masih mendominasi dalam beberapa hari terakhir, berikut hasil pemantauan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB hingga Rabu (21/5) pukul 07.00 WIB.

Laporan pertama dari Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur yang dilanda banjir pada Senin (19/5), pukul 12.00 WIB.

Dipicu curah hujan tinggi disertai luapan Sungai Temon dan Ngasinan, mengakibatkan banjir di lima kecamatan.

Dilaporkan satu korban meninggal dunia akibat terbawa arus banjir, berinisial MH, 6 tahun warga Kecamatan Munjungan. Korban ditemukan pada Senin malam pukul 19.00 WIB.

Kondisi banjir pada Selasa (20/5) pagi, petugas mencatat ketinggian air bervariasi. Air di Kecamatan Trenggalek berangsur surut dengan Tinggi Muka Air (TMA) berkisar antara 30 sentimeter (cm) hingga 50 cm, Kecamatan Munjungan air telah surut.

Sementara di Kecamatan Pogalan TMA masih di kisaran 40 cm hingga 1 meter, di Kecamatan Karangan 20 cm – 40 cm. Terakhir di Desa Krandegan Kecamatan Gandusari ketinggian air semakin naik, karena adanya tanggul jebol.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek terus berkoordinasi dengan instansi terkait guna melakukan pendataan dan evakuasi, serta mendirikan posko darurat di Kecamatan Trenggalek.

Selain banjir, petugas BPBD Kabupaten Trenggalek dibantu instansi terkait terus melakukan pencarian korban longsor di Desa Depok, Kecamatan Bendungan. Dilaporkan tanah longsor menimbun 3 unit rumah warga yang menyebabkan 6 orang hilang pada Senin (19/5) pukul 12.00 WIB.

Kerugian meteriil dari kejadian ini tercatat 11 unit rumah terdampak, 5 unit rumah rusak berat, 5 unit ruas jalan tertutup material longsor, 1 unit tanggul sungai jebol dan 1 unit jembatan terdampak.

Hingga berita ini diturunkan fokus utama masih melakukan pencarian korban hilang.

Masih dari Jawa Timur, BPBD Kabupaten Tuban melaporkan kejadian banjir di Kecamatan Kenduruan, Desa Sidomukti pada Senin (19/5).

Menurut laporan, air mulai naik sekitar pukul 17.00 WIB kemudian meninggalkan lumpur tebal.

Sedikitnya 19 unit rumah terdampak atas kejadian ini. Kondisi mutakhir, banjir telah surut namun meninggalkan endapan lumpur.

Petugas BPBD bersama Damkar Tuban Pos Jatirogo melakukan pembersihan di rumah warga yang terdampak endapan lumpur.

Dari Provinsi Jawa Tengah dilaporkan adanya kejadian bencana berdampak signifikan, antara lain banjir di Kabupaten Blora dan Pati.

BPBD Kabupaten Blora melaporkan banjir disebabkan hujan lebat pada Senin (19/5) pukul 03.00 WIB, sehingga menyebabkan Sungai Wulung meluap hingga air merendam pemukiman warga.

Petugas mencatat sebanyak 1.600 unit rumah warga terdampak yang tersebar di 10 kecamatan dengan TMA antara 10 cm hingga 150 cm.

Hingga Selasa (20/5), banjir masih belum surut, TMA masih di kisaran 40 cm hingga 100 cm.

Sementara itu, dari Kabupaten Pati, dilaporkan sebanyak 300 Kepala Keluarga (KK) terdampak banjir pada Senin (19/5) pukul 15.30 WIB.

Kerugian materiil tercatat 220 unit rumah, 2 unit fasilitas pendidikan, 2 unit fasilitas ibadah dan 19 hektare lahan persawahan terdampak.

BPBD Kabupaten Tasikmalaya melaporkan kejadian banjir dan longsor di wilayahnya pada Senin (19/5).

Banjir terjadi di Desa Calingcing dan Sukahening Kecamatan Sukahening yang menyebabkan 62 KK terdampak.

Selain itu, akibat banjir akses jalan desa terputus dan jaringan listrik masih terputus, sedangkan tanah longsor terjadi di Desa Sukamukti, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya yang mengakibatkan jalan antar desa tertutup.

BPBD Kabupaten Tasikmalaya berkoordinasi dengan pemerintahan setempat dan melakukan assessment, sedangkan Tim Reaksi Cepat (TRC) bergotong royong bersama warga masyarakat membersihkan sisa material lumpur yang terbawa banjir.

Merespon masih banyaknya kejadian bencana hidrometeorologi basah yang didominasi oleh banjir dan longsor di sejumlah wilayah tanah air, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk melakukan langkah mitigasi.

Upaya mitigasi btersebut antara lain dengan membersihkan saluran drainase, mempersiapkan area penampungan air, memangkas dahan pohon untuk mengurangi potensi pohon roboh saat cuaca ekstrem dan menetapkan rencana kedaruratan, serta evakuasi. I

Kirim Komentar