Kemenag Perkuat Komitmen untuk Pesantren

Kementerian Agama (Kemenag) menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat layanan dan dukungan bagi pesantren di Indonesia, meski dihadapkan pada keterbatasan anggaran dan efisiensi fiskal nasional.

Hal ini disampaikan Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Muadalah dan Diniyah Formal Direktorat Pesantren Kemenag, Endi Suhendi Zen pada malam puncak Haul KH Salwa Yasin, KH Asror Hasan, dan KM. Adnan Amin Asror, serta Haflah Imtihan ke-46 Pondok Pesantren Ketitang Cirebon, Jawa Barat, baru – baru ini.

Pesantren, lanjutnya, telah lama berkontribusi besar bagi bangsa.

Pemerintah sebagai khadimah (pelayan) umat ingin terus menghadirkan layanan terbaik.

|Soal anggaran bisa jadi lebih terbatas, tapi komitmen kami tidak berubah,” jelasnya dalam laman kemenag.go.id.

Sebagai contoh, hingga kini baru sekitar 5.100 pesantren dari total 42.000 pesantren di Indonesia yang telah menerima bantuan inkubasi bisnis Program Kemandirian Pesantren dari Kemenag.

Pada tahun 2025, ada tambahan sekitar 1.000 pesantren yang berkesempatan mendapat bantuan tersebut.

“Sebenarnya ingin lebih dari itu, tapi harus maklum bersama bahwa anggaran kami pun terbatas,” ungkapnya.

Di sisi lain, Endi juga meminta para pengelola untuk terus melengkapi segala hal yang berhubungan dengan kepentingan pendataan pesantren di Kemenag.

Menurutnya, sistem pendataan pesantren yang lemah berpotensi menjadi hambatan tersendiri.

Banyak pesantren belum memperbarui data jumlah santri, guru dan fasilitas secara digital sehingga memengaruhi alokasi bantuan.

“Seringkali dana dari negara sulit dikucurkan ke pesantren hanya karena datanya tidak sinkron. Ini jadi tugas bersama, perkuat data agar bantuan mengalir lebih luas dan merata,” ujarnya.

Endi memuji perkembangan Pondok Pesantren Ketitang Cirebon yang telah memiliki fasilitas modern, seperti studio podcast, sanitasi memadai dan sistem pendidikan yang terus tumbuh.

Baca Juga:  BONUS DEMOGRAFI SEMAKIN DEKAT, KEMNAKER TERUS SIAPKAN SDM UNGGUL

Dia menyebutkan bahwa pesantren sebagai bentuk pendidikan pertama di Indonesia yang telah berjasa sejak sebelum kemerdekaan.

“Pendidikan pesantren sudah ada jauh sebelum sistem pendidikan umum dikenalkan. Kita berhutang pada para kiai dan pesantren atas segala nilai keislaman, keilmuan dan kemanusiaan yang mereka ajarkan,” tuturnya.

Malam puncak Haul dan Haflah Imtihan ke-46 ini menjadi momen penghormatan atas peran pesantren dalam menerangi masyarakat sejak masa penjajahan.

Endi menutup sambutan dengan mengajak para pengasuh pesantren untuk terus menjalin sinergi dalam membangun pendidikan Islam yang lebih baik dan tertata.

“Kemenag siap berdiskusi dan bekerja sama. Kita tidak boleh lelah memperjuangkan kemajuan pesantren. Meski jalan terjal, nilai – nilai Islam yang diwariskan para kiai tak boleh padam,” katanya. I

Kirim Komentar