KEMENDAGRI DORONG DIVERSIFIKASI PANGAN

Pelaksana Harian (Plh) Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Yudia Ramli menjelaskan, ajakan kepada masyarakat untuk melakukan diversifikasi pangan untuk mengatasi kelangkaan komoditas beras akibat fenomena El Nino perlu didorong.

“Kondisi kemarau berkepanjangan ini diketahui telah menimbulkan berkurangnya produksi beras dalam negeri. hal ini juga berakibatnya pada naiknya harga beras,” katanya.

Menurut Yudia, diversifikasi pangan tersebut diperlukan untuk menghindari ketergantungan pada beras, karena selain beras, Indonesia memiliki banyak komoditas pangan yang dapat menjadi sumber karbohidrat yang menyehatkan.

Upaya ini, dia menambahkan, diharapkan bisa menekan permintaan terhadap beras sehingga harga lebih dapat stabil.

“Beberapa minggu terakhir bapak menteri dalam negeri juga mengonsumsi jagung dan ubi jalar. Jadi memang diversifikasi pangan ini penting agar kita tidak bergantung dengan pangan tertentu saja,” ujar Yudia dalam keterangan persnya di Jakarta.

Dia menjelaskan, potensi pangan di indonesia sangatlah besar, terdapat beragam bahan pangan lainnya yang bisa dimanfaatkan masyarakat seperti halnya sagu, keladi, kentang dan sukun. Selain beragam, komoditas tersebut diketahui juga menyehatkan.

“Kita memiliki kekayaan alam yang sangat luar biasa, salah satunya aneka pangan yang bisa menjadi salah satu sumber karbohidrat yang menyehatkan,” ungkapnya.

Di lain sisi, Yudia menambahkan, pemerintah terus berupaya mendorong terkendalinya pasokan beras dalam negeri dan upaya ini dilakukan melalui berbagai strategi, seperti getol menggelar gerakan pangan murah atau operasi pasar murah.

Selain itu, pemerintah juga terus berupaya memastikan stok beras terpenuhi dengan melakukan impor maupun menyerap hasil panen dalam negeri.

Kemendagri juga secara rutin setiap minggunya menggelar rakor pengendalian inflasi selain mendorong adanya keragaman pangan, bersama dengan kementerian/lembaga terkait, termasuk pemerintah daerah sejak 23 Agustus 2022 sebagai tindaklanjut Rakornas Pengendalian Inflasi pada 18 agustus 2022 yang dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo.

Baca Juga:  BNPB Dorong Percepatan Pemulihan Lingkungan Pascabanjir Demak

Forum tersebut untuk membahas kondisi inflasi terkini sekaligus komoditas yang menjadi penyebab inflasi. Melalui forum tersebut berbagai permasalahan dibahas dan dicarikan solusi terbaiknya dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

“Termasuk persoalan harga beras juga tidak luput dibahas dan dicarikan solusi terbaiknya dengan memperkuat sinergisitas antara pemerintah pusat dan daerah,” tuturnya. I

 

Kirim Komentar