Kemenhub Bangun Terminal Tipe A di Berbagai Wilayah Perkuat Konektivitas

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus membangun dan mengembangkan infrastruktur transportasi Terminal Tipe A di berbagai wilayah, untuk memperkuat konektivitas antarwilayah hingga ke penjuru negeri.

“Pembangunan dan revitalisasi Terminal Tipe A di berbagai wilayah menjadi program prioritas pemerintah dalam rangka memperbaiki layanan angkutan bus Antar Kota/Antar Provinsi maupun Dalam Provinsi (AKAP/AKDP),” ujar Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi di Jakarta, Selasa (26/2/2023).

Dia menjelaskan, pembangunan terminal bus perlu terus dilakukan agar fasilitasnya semakin baik, sehingga masyarakat semakin nyaman untuk menggunakannya.

“Terminal harus bersih dan nyaman agar masyarakat mau menggunakannya. Ini juga merupakan bagian dari upaya meningkatkan budaya penggunaan transportasi massal,” tuturnya.

Sejak kewenangan pengelolaan Terminal Tipe A dialihkan dari pemerintah daerah dan pusat, Kemenhub terus berupaya meningkatkan fasilitasnya agar serupa dengan standar pelayanan di stasiun atau bandara.

“Kami membangun terminal yang lebih modern dengan konsep mixed use. Yaitu selain sebagai tempat naik turun penumpang, juga menjadi pusat kegiatan sosial, ekonomi, seni dan budaya masyarakat,” jelas Menhub.

Dengan konsep mixed use, terminal juga memiliki sejumlah fasilitas, seperti area komersial, kuliner, pelayanan publik, hotel, tempat belanja, ruang serbaguna, dan lainnya.

Selain itu, juga terintegrasi dengan moda transportasi lainnya.

Sejumlah Terminal Tipe A dibangun dan direvitalisasi secara merata ke sejumlah wilayah Barat, Tengah dan Timur Indonesia, di antaranya Terminal Paya Ilang di Takengon, Aceh, ada Terminal Amplas di Medan Sumatra Utara dan Terminal Anak Air di Padang, Sumatra Barat.

Selain itu, ada juga Terminal Tingkir di Salatiga, Jateng, lalu Terminal Tamanan di Kediri, Terminal Purabaya di Surabaya, Jatim, kemudian Terminal Bimoku di Nusa Tenggara Timur, Terminal Banjar di Kalimantan Selatan, dan Terminal Bolaang Mongondow di Sulawesi Utara.

Baca Juga:  Pasok Air Bendungan Leuwikeris untuk Lumbung Pangan di Tasikmalaya dan Ciamis

Terminal Tipe A dibangun atau direvitalisasi menggunakan skema APBN rupiah murni maupun Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan dilakukan secara bertahap, seperti Terminal Anak Air dibangun menggunakan APBN rupiah murni dan SBSN Rp94,8 miliar, serta memiliki luas lahan 27.385 m2 dengan luas bangunan terminal 10.364 m2.

Kemudian, Terminal Amplas dibangun dengan pagu anggaran SBSN Rp42,8 miliar dan diselesaikan melalui skema tahun jamak (multiyears) tahun 2021-2022.

Pembangunan Terminal Tamanan di Kediri terbagi dalam III tahap, yaitu Tahap I pada 2020 dengan biaya Rp12,5 miliar, Tahap II pada 2021 dengan biaya Rp7,6 miliar dan Tahap III pada 2022 dengan biaya sebesar Rp4,85 miliar.

Sementara itu, Terminal Paya Ilang dibangun menggunakan APBN rupiah murni Rp22 miliar dan memiliki luas lahan 9.792 m2 dengan luas bangunan terminal 2.500 m2.

Kemudian, Terminal Purabaya dilakukan revitalisasi yang dilakukan berupa perbaikan jalan akses keluar dan masuk terminal.

Pada 2022 anggaran untuk revitalisasi Terminal Purabaya berjumlah Rp4 miliar, kemudian pada 2023 sebesar Rp30 miliar.

Dalam rentang waktu 2014 s.d. 2023, telah dilakukan pembangunan terminal baru di lima lokasi dan rehabilitasi/revitalisasi terminal di 75 lokasi.

Kemenhub melibatkan partisipasi para investor/badan usaha swasta untuk turut mengembangkan terminal.

Selain memperkuat konektivitas antarwilayah, kehadiran layanan Terminal Tipe A di berbagai daerah juga diharapkan memajukan perekonomian dan mendukung sektor pariwisata, sehingga dapat meningkatkan daya saing bangsa dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. I

Kirim Komentar