Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menargetkan penanaman mengrove di lahan seluas 1.500 hektare pada tahun 2025.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni setelah menanam mangrove bersama Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di kawasan mangrove Arboretum Park di Denpasar.
“Target penanaman mangrove tahun ini 1.500 hektare seluruh Indonesia,” tegasnya.
Menteri Juli menjelaskan Indonesia memiliki mangrove terluas sedunia, dari 3,5 juta hektare mangrove, sekitar 30% ada di Indonesia.
“Mangrove sering disebut tanaman ajaib, karena kemampuannya untuk mengatasi abrasi, meningkatkan biodiversitas dan menyerap karbon,” ungkapnya.
Apalagi, lanjutnya, kini Indonesia punya kesempatan untuk mendapatkan uang dari perdagangan karbon.
“Bisnisnya sekarang berubah, dari menebang ke menanam dengan pola perdagangan angka karbon, jadi semakin banyak pohon yang ditanam secara ekonomi akan mendapatkan uang dari penjualan karbon tersebut,” jelasnya.
Menteri Juli menambahkan, masyarakat setempat juga bisa mendapatkan dari pemanfaatan kawasan mangrove melalui ekowisata.
“Jadi saya tidak terlalu khawatir bahwa melibatkan masyarakat akan membuat ekosistem mangrove rusak, justru yang terlibat dari awal adalah masyarakat,” tuturnya.
Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH) Diah Murtiningsih menyatakan, Kementerian Kehutanan akan fokus di empat provinsi dalam penanaman mangrove, di antaranya Kalimantan Utara, Riau, Sumatera Utara dan Kepulauan Riau. “Jadi di lokasi itu memang mangrovenya yang paling besar di Indonesia.” I