Kemenkes Tandatangani MoU Kesehatan dengan Sudan dan Zimbabwe

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) Kerja Sama Kesehatan Bilateral dengan dua negara di Afrika, yaitu Pemerintah Sudan dan Zimbabwe.

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu, penandatanganan tersebut dilakukan di sela-sela pertemuan Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 di Bali.

Adapun penandatanganan MoU antara Pemerintah Indonesia dan Sudan dilakukan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dan Menkes Sudan Haitham Mohamed Ibrahim Awadalla.

“Saya berharap kerja sama kesehatan Indonesia dengan Sudan dan Zimbabwe ini semakin memperkuat hubungan Indonesia dengan kedua negara tersebut, serta mendorong kerja sama dengan negara-negara di kawasan Afrika lainnya,” kata Menkes Budi.

Dia menyebutkan, ruang lingkup kerja sama yang disepakati mencakup pelayanan kesehatan, yakni ketahanan kesehatan, termasuk penguatan sistem kesehatan, pencegahan dan pengendalian penyakit, pencegahan pandemi, kesiapsiagaan dan respons, kedaruratan kesehatan masyarakat, kefarmasian, dan alat kesehatan.

Kemudian, lanjutnya, pembiayaan kesehatan, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan dan teknologi kesehatan.

Pada kesempatan tersebut, Menkes Budi menambhakna, Indonesia dan Sudan juga melakukan pertemuan bilateral untuk membahas upaya penguatan hubungan kedua negara, khususnya terkait permasalahan dan spesialisasi medis, serta dukungan dalam industri obat.

Menurutnya, Sudan telah memiliki kinerja yang baik di bidang farmasi dengan Indonesia dibandingkan dengan negara Afrika lainnya.

Oleh karena itu, Menkes Budi menjelaskan, Pemerintah Sudan tertarik bekerja sama untuk meningkatkan kapasitas dengan dukungan Indonesia.

Adapun pada kerja sama Indonesia-Zimbabwe, penandatanganan MoU antara Indonesia dan Zimbabwe dilakukan oleh Menkes Budi dan Menteri Urusan Perempuan, Masyarakat dan Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah Zimbabwe Monica Mutsvangwa.

Ruang lingkup kerja sama kesehatan Zimbabwe, kata Menkes, antara lain pelayanan kesehatan primer, pelayanan sekunder, dan ketahanan sistem kesehatan, termasuk kesiapsiagaan dan tanggap darurat kesehatan masyarakat, serta pengembangan farmasi dan peralatan medis.

Baca Juga:  INDONESIA-SWISS BAHAS PENGUATAN KERJA SAMA DI BIDANG KETENAGAKERJAAN

Kerja sama tersebut, lanjutnya, diharapkan mampu memperkuat hubungan bilateral kedua negara, mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan, serta meningkatkan akses pasar produk farmasi dan peralatan medis Indonesia ke Sudan, Zimbabwe, dan negara-negara Afrika lainnya.

Sebelumnya, Indonesia telah aktif memberikan bantuan kepada Sudan dan Zimbabwe.

Bantuan medis yang diberikan kepada Sudan meliputi 10 ton perlengkapan medis dari Palang Merah Indonesia (PMI) senilai US$127.000 pada November 2023 dan bantuan tambahan dari Kementerian Kesehatan melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 3 April 2024.

Selain itu, Kemenkes juga telah memberikan bantuan berupa 238 jenis obat-obatan darurat, layanan bank darah dan dialisis, bahan habis pakai medis, obat-obatan onkologi, dan obat-obatan penyakit kronis senilai US$1 juta.

Adapun dengan Zimbabwe, Indonesia telah mengirimkan bantuan kemanusiaan berupa obat-obatan untuk mendukung pemulihan pascabencana Topan Ida.

Pada tahun 2021, melalui Indonesian Aid, Indonesia juga telah menyalurkan bantuan senilai US$150.000 berupa alat kesehatan dan obat-obatan bagi korban Topan Idai, yang diterima langsung oleh Wakil Presiden/Menteri Kesehatan Zimbabwe CGDN Chiwenga. I

Kirim Komentar