Kemenpar Dorong Gorontalo Jadi Destinasi Wisata Ramah Muslim

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mendorong Gorontalo menjadi destinasi wisata ramah muslim berkelas dunia lewat ajang Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2025.

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar Hariyanto mengatakan, pihaknya telah melakukan site visit ke Gorontalo untuk memetakan potensi wilayah pada Sabtu (23/8/2025).

“Kami melakukan survei untuk melihat secara langsung beberapa pelayanan dan daya tarik, serta untuk mengukur kesiapan Gorontalo dalam memenuhi kriteria destinasi wisata ramah muslim. Diharapkan kegiatan ini bisa memacu Gorontalo untuk meningkatkan lagi aksesibilitas, amenitas maupun atraksinya,” katanya.

Hal itu penting untuk mendorong Gorontalo mampu memenuhi standar IMTI, karena IMTI merupakan indeks pengukuran kesiapan provinsi yang berkorelasi langsung dengan standar Global Muslim Travel Index (GMTI), sebuah acuan peringkat pariwisata ramah Muslim global.

IMTI tahun ini diselenggarakan dengan kolaborasi antara Kemenpar, Bank Indonesia, Crescenrating dan Tim Enhaii Halal Tourism Center (EHTC).

Hariyanto menuturkan, Gorontalo maupun Indonesia secara umum memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pariwisata ramah muslim dunia yang didukung dengan keindahan alam, keragaman budaya dan populasi muslim terbesar dunia.

Hal ini membuktikan bahwa kemajuan pariwisata ramah muslim di Indonesia menjadi salah satu pilihan dan strategi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.

Oleh karena itu, penyebaran informasi yang jelas terkait batas antara produk halal dan nonhalal perlu dilaksanakan untuk memberikan pilihan dan kenyamanan pengunjung.

“Namun, pariwisata ramah Muslim bukanlah konsep eksklusif untuk wisatawan muslim saja. Tujuan utama penilaian ini adalah meningkatkan pelayanan bagi semua wisatawan, tanpa memandang latar belakang. Layanan ini mengedepankan kebersihan, kenyamanan dan kemudahan yang dapat dinikmati siapa saja,” ungkapnya.

Hariyanto menambahkan, pada GMTI 2023 dan 2024, Indonesia berhasil menempati peringkat pertama, tetapi dalam GMTI 2025, Indonesia menempati peringkat kelima.

“Pada 2025 kita turun di peringkat kelima. Kondisi ini salah satunya, karena Indonesia absen pada IMTI 2024 yang berpengaruh pada penilaian. Skor kita sebenarnya sama, namun yang lain ada update yang terekam dalam penilaian,” ujarnya.

Mengenai mendongkrak peringkat tersebut, Hariyanto mengungkapkan, IMTI 2025 digelar di 15 provinsi demi mengembalikan predikat Indonesia sebagai wisata ramah Muslim nomor satu di dunia.

Adapun provinsi – provinsi yang turut adalah Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Sumatra Barat, Bengkulu, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Gorontalo, dan D.I. Yogyakarta.

“Ini upaya kami untuk mendongkrak posisi Indonesia pada GMTI 2026, supaya peringkat bisa naik lagi, kita targetkan kembali ke peringkat pertama. Kegiatan IMTI menjadi acuan GMTI yang otomatis akan menjadi faktor penentu penilaian pada peringkat Indonesia tahun 2026 nanti,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Gorontalo Idah Syahidah Rusli Habibie mengaku bangga dan merasa mendapatkan kehormatan tersendiri ketika Gorontalo masuk dalam 15 provinsi yang dinilai.

Dia berharap Gorontalo bisa mendapatkan nilai memuaskan, sehingga pada akhirnya kunjungan wisatawan ke Gorontalo meningkat secara kualitas dan kuantitas.

“Kami juga berusaha mendorong UMKM di Gorontalo secara luas agar bisa mendapatkan sertifikat halal, sebagai jaminan kenyamanan wisatawan selama berada di Gorontalo. Dengan branding Serambi Madinah di Sulawesi, kami berharap Gorontalo bisa menjadi tujuan utama wisatawan muslim,” tutur Idah.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo Aryanto Husain mengatakan, pariwisata ramah muslim menjadi salah satu primadona yang sedang diminati wisatawan, tetapi juga menjadi tantangan bagi Gorontalo, apalagi pihaknya menargetkan Gorontalo mampu meraih hasil yang baik.

“Jika Gorontalo bisa masuk dalam lima besar, maka kami berpeluang menjadi destinasi utama wisatawan dari negara – negara Muslim,” katanya.

Dalam site visit ini, tim penilai mengunjungi beberapa lokasi di Gorontalo di antaranya Bandara Djalaludin, Danau Perintis, Hotel Aston Gorontalo, Halal Center Kampus IAIN Sultan Amai, Citimall Gorontalo, dan Desa Wisata Bubohu Bongo. I

 

Kirim Komentar