Kemenparekraf Perkuat Literasi Digital Lewat Santri Digitalpreneur

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memberikan penguatan mengenai literasi digital, sekaligus motivasi kepada para santri yang berada di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Penguatan itu dimaksudkan supaya dapat menjadi santri modern yang mampu menciptakan konten kreatif dengan tetap menjunjung tinggi akhlakul karimah.

Sandiaga melihat potensi yang begitu besar dari para santri untuk menjadi bagian dari santri digitalpreneur, terutama saat ini di era pariwisata Indonesia dan ekonomi kreatif menempati posisi pertama sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia versi Global Muslim Travel Index 2023.

“Predikat ini harus kita lihat sebagai peluang untuk terus berupaya meningkatkan pariwisata halal Indonesia secara menyeluruh, termasuk digitalisasi,” ujarnya pada kegiatan Santri Digitalpreneur Indonesia 2024 yang berlangsung di Ponpes Hidayatullah Pusat, Balikpapan, baru-baru ini.

Oleh karena itu, lanjut Sandiaga, santri harus memiliki bekal kemampuan mencetak produk-produk yang berkualitas dan bagaimana menjualnya dalam bentuk penyiapan konten digital.

Sandiaga kemudian membagikan rumus membuat konten ala dirinya, dengan mengimplementasikan FAST yang berkiblat pada sifat-sifat utama Rasulullah, yaitu fathonah, amanah, shidiq dan tabligh.

Fathonah berarti cerdas, berfikir out of the box, berani berbeda, dan bisa membuat konten-konten digital yang disukai namun tetap bermanfaat.

Kemudian amanah, dalam membuat sebuah konten digital harus dapat dipercaya atau based in research.

Sementara itu shidiq adalah konten yang disampaikan harus jujur dan tabligh, konten-konten tersebut tersampaikan dengan baik.

“Karena santri telah memiliki pelajaran agama yang kuat. Maka tinggal dilengkapi ilmu digital, terutama dari segi ekonomi digital. Sehingga mereka akan menjadi talenta yang bermanfaat,” jelasnya.

Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian menambahkan, santri masih seringkali dipandang sebelah mata dalam kontribusi pembangunan ekonomi, sedangkan dalam hal pendidikan agama, para santri sudah tidak perlu diragukan lagi kualitasnya.

Baca Juga:  KEMENHUB RANCANG SKEMA SEWA BATERAI UNTUK SEPEDA MOTOR LISTRIK

“Ini saat yang tepat. Dengan adanya program Santri Digitalpreneur, kontribusi dua hal ini bisa digandengkan. Saya sangat yakin para santri dan santriwati di Ponpes yang ada di Balikpapan bukan saja menjadi garda terdepan di dalam dakwah, tapi juga di dalam pembangunan ekonomi Kalimantan Timur,” ungkapnya.

Memasuki tahun ke-4 kegiatan Santri Digitalpreneur Indonesia diadakan kembali di 10 kabupaten/kota terpilih, yaitu Lombok Barat, Balikpapan, Sukabumi, Banyuwangi, Gorontalo, Padang Panjang, Surakarta, Wajo, Gresik, dan Pekanbaru.

Untuk penyelenggaraan Santri Digitalpreneur Indonesia di Balikpapan berlangsung mulai 1 – 4 Mei di Ponpes Hidayatullah Pusat, Balikpapan, Kalimantan Timur.

Di setiap kota, Santri Digitalpreneur Indonesia akan menjaring 50 orang peserta dari 10 pesantren yang akan mengikuti pelatihan selama empat hari.

Setiap pesantren akan tergabung menjadi satu kelompok beranggotakan lima orang, dan diminta untuk menghasilkan satu konten.

Karya terbaik dari masing-masing kota nantinya akan dipamerkan pada demo day di Jakarta.

Untuk pemilihan peserta didasarkan pada minat para santri terhadap proses kreatif dan digitalisasi, sehingga harapannya, para santri yang memiliki minat, pengetahuan atau bahkan telah memiliki karya, dapat meningkatkan kemampuan mereka melalui kegiatan ini. I

Kirim Komentar