Kemenperin Dukung Transformasi Industri Baja Menuju Indonesia Emas 2045

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan komitmennya dalam mendukung transformasi industri baja nasional melalui partisipasi aktif pada kegiatan Iron-Steel Summit & Exhibition Indonesia (ISSEI) 2025.

Ajang tahunan ini menjadi wadah strategis untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, asosiasi dan pelaku industri dalam membangun fondasi industri baja yang tangguh dan berkelanjutan.

Dengan mengusung tema Bersama Industri Baja Nasional, Membangun Fondasi Menuju Indonesia Emas 2045, ISSEI 2025 menjadi momentum penting bagi Kemenperin untuk memperkuat kolaborasi lintas pemangku kepentingan dan menyampaikan arah kebijakan strategis dalam memperkuat sektor ini.

Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menyatakan, industri baja merupakan sektor strategis yang menjadi tulang punggung banyak sektor lain.

Industri baja merupakan sektor strategis yang kerap disebut sebagai mother of industry, lanjutnya, karena menopang banyak sektor penting lainnya, seperti konstruksi, otomotif, energi dan manufaktur.

“Industri ini juga berperan penting dalam pembangunan infrastruktur dan menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Wamenperin Riza pada penutupan ISSEI 2025 di Jakarta.

Dia juga menyoroti capaian positif industri logam dasar nasional, yang tumbuh double digit sebesar 14,47% pada Kuartal I/2025.

Sementara itu, investasi di subsektor industri logam dasar, barang dari logam, bukan mesin dan peralatannya mencapai Rp67,3 triliun atau berkontribusi sekitar 14,5% dari total investasi nasional pada Januari – Maret 2025.

“Produksi baja kasar Indonesia juga mengalami peningkatan signifikan, mencapai 17 juta ton pada tahun 2024, yang menempatkan Indonesia pada peringkat ke-14 dunia di antara negara – negara produsen baja,” ungkap Wamenpeirn Riza.

Guna mendukung pertumbuhan industri baja nasional yang berkelanjutan, Kemenperin telah meluncurkan berbagai kebijakan strategis.

Kebijakan tersebut mencakup pengamanan perdagangan dan pengendalian impor guna melindungi industri dalam negeri dari praktik internasional yang tidak adil.

Baca Juga:  BAHAS MODERNISASI TERMINAL TIPE A DENGAN DITJEN HUBDAT GELAR FGD

Selain itu, pemerintah memperkuat penegakan dan perluasan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk meningkatkan kualitas serta daya saing produk baja nasional.

Promosi penggunaan produk dalam negeri juga terus digalakkan, disertai jaminan pasokan gas dengan harga bersaing melalui skema Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) untuk industri yang kini diperluas manfaatnya, termasuk oleh banyak perusahaan baja.

“Untuk mendorong investasi dan pengembangan industri, Kemenperin juga memfasilitasi pemberian insentif fiskal berupa tax allowancetax holiday dan penyusunan master list bahan baku strategis,” jelas Wamenperin Riza.

Selain itu, Kemenperin aktif mendorong produsen baja dalam negeri untuk menjalin kerja sama dengan Southeast Asia Iron and Steel Institute (SEASI), dengan tujuan meningkatkan efisiensi dan menerapkan praktik sumber daya yang berkelanjutan.

Langkah ini sangat penting dalam menghadapi tantangan akses pasar global, khususnya menyusul diberlakukannya Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM) oleh Uni Eropa.

“Sebagai bagian dari transisi menuju produksi baja hijau, pemerintah telah melaksanakan berbagai inisiatif, antara lain program bantuan bagi industri yang menerapkan praktik ramah lingkungan, penghargaan bagi pemangku kepentingan yang berkomitmen pada prinsip keberlanjutan, pemberian insentif fiskal dan nonfiskal, dan penegakan standar industri hijau,” tutur Wamenperin Riza.

Pada perayaan pencapaian industri baja nasional, dia juga mengingatkan pentingnya kewaspadaan dan visi ke depan dalam menghadapi dinamika global yang semakin kompetitif.

Inovasi dan kolaborasi berkelanjutan menjadi kunci untuk membuka potensi penuh industri baja Indonesia, sekaligus memenuhi komitmen terhadap keberlanjutan dan dekarbonisasi sebagai tanggung jawab bersama untuk melindungi bumi.

Menurut Wamenperin Riza, summit ini bukan hanya menjadi ajang penguatan hubungan bisnis, tetapi juga forum penting untuk berdiskusi sekaligus kesempatan untuk mengidentifikasi tantangan dan menemukan peluang baru ke depan.

Baca Juga:  Pembenahan Sektor Logistik Tetap Jadi Prioritas Pemerintah

“Saya sangat berharap, melalui acara ini, kita dapat mempererat kerja sama dan terus membangun ekosistem industri baja yang tangguh, berkelanjutan dan berdaya saing global. Mari kita berikan kontribusi terbaik bagi kemajuan industri baja Indonesia, mendukung kemajuan nasional, serta mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.” ujarnya. I

Kirim Komentar