Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus menumbuhkan wirausaha baru, termasuk di lingkungan pondok pesantren melalui program Santripreneur.
Menurut Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita, ada juga penumbuhan wirausaha baru, yakni melalui program penumbuhan wirausaha di daerah tertinggal, perbatasan, terluar, dan wilayah pascabencana, serta program penumbuhan wirausaha yang bersinergi dengan kementerian dan lembaga lain.
“Program penumbuhan dan pengembangan WUB ini ditujukan bagi wirausaha yang baru merintis, maupun yang telah menjalankan usahanya agar dapat naik jenjang menjadi industri menengah atau industri besar,” ujarnya.
Sepanjang tahun 2023, Ditjen IKMA telah melatih sebanyak 28.802 WUB IKM. Dari angka tersebut, Ditjen IKMA telah memfasilitasi legalitas usaha bagi 6.744 WUB IKM.
Sementara itu, melalui program Santripreneur, tercatat sebanyak 150 santridari enam pondok pesantren yang telah menerima bimbingan teknis serta fasilitasi mesin dan atau alat produksi.
“Jadi, total santri yang dibina sejak tahun 2013 hingga saat ini sebanyak 10.924 santri dari 101 pondok pesantren,” ungkap Reni.
Dia menambahkan, Ditjen IKMA tak henti mendorong wirausaha yang telah menjalankan bisnisnya agar terus berkembang melalui program akselerasi bisnis teknologi.
Sejalan dengan program Making Indonesia 4.0, setiap tahun Ditjen IKMA melakukan penguatan dan pengembangan bisnis IKM start up, yaitu IKM yang mengedepankan inovasi produk dan pemanfaatan teknologi dalam proses bisnis mereka.
“Hingga Desember 2023, Ditjen IKMA telah memfasilitasi pengembangan IKM startup berbasis teknologi sebanyak 71 IKM, melalui program Indonesia Food Innovation, Indonesia Fashion and Craft Award, Startup4industry, Creative Business Incubator dan Inkubator Bisnis Teknologi Alas Kaki,” tutur Reni.
Bahkan, Ditjen IKMA berhasil mengkurasi sebanyak 2.153 IKM pangan yang terdaftar melalui program Indonesia Food Innovation 2023 dan menetapkan 40 peserta terpilih untuk mengikuti food camp selama satu bulan, demi peningkatan kapabilitas menuju IKM pangan modern.
Ditjen IKMA Kemenperin memberikan dana bantuan pemerintah untuk proyek implementasi teknologi senilai total Rp800 juta kepada 20 IKM Startup.
Selain akses pendanaan, Startup4industry juga memberikan akses kemudahan bahan baku bagi startup yang bergerak di bidang IoT melalui perjanjian kerjasama dengan PT Advantech International dan PT Eforel Cipta Utama.
Terdapat lima pemenang program Startup4industry dengan beragam produk inovasi yang paling berdampak bagi industri.
Sementara itu, Ditjen IKMA turut melakukan pembinaan kepada IKM sektor fesyen dan kriya melalui Indonesia Fashion and Craft Award (IFCA) dan Creative Business Incubator (CBI).Sebanyak 13 nominator IFCA masuk ke tahap final dan mendapatkan pendampingan oleh mentor sesuai dengan bidang masing-masing.
Selanjutnya, terpilih tiga pelaku usaha terbaik di masing-masing kategorisebagai pemenang.
Ditjen IKMA juga melaksanakancoaching terhadap 27 tenant CBI tahun 2022 yang berdampak pada meningkatnya kapasitas produksi dan skala bisnis tenant peserta CBI.
Melalui program Inkubator Bisnis Teknologi Alas Kaki yang dilaksanakan oleh Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI), Ditjen IKMA juga telah melahirkan empat tenant industri alas kaki dan kulit setelah melewati proses pendampingan baik dari segi manajemen maupun kompetensi teknis.
Berikutnya, para pemenang program pengembangan IKM start up berbasis teknologi ini diumumkan melalui penganugerahan penghargaan dalam gelaran Gebyar IKMA pada 12-17 Desember 2023 di Jakarta. I