Kementerian Pertanian (Kementan) memprediksi produksi gabah kering panen pada periode Januari hingga Maret 2025 secara total mencapai 18 juta ton.
“Kita sebentar lagi akan memasuki masa panen raya. Januari, Februari, Maret itu kurang lebih hampir 3,5 juta hektare,” kata Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Kementan Mulyono dalam Rapat Sosialisasi Pelaksanaan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Beras tingkat Konsumen 2025 yang digelar secara hybrid di Jakarta.
Artinya, dia menambahkan, kalau diasumsikan rata – rata 5 ton per hektare akan ada kurang lebih 18 juta ton gabah kering panen.
Menurutnya, dengan jumlah panen tersebut maka produksi gabah setara beras pada Kuartal I/2025 diperkirakan mencapai sekitar 9 juta ton.
Dia mengajak berbagai pemangku kepentingan termasuk Perum Bulog untuk bersama – sama memanfaatkan momentum ini untuk menyerap dengan maksimal hasil panen raya.
Hal lain yang tidak kalah penting yakni, dengan penyerapan yang maksimal, maka sekaligus dapat mendongkrak optimisme para petani untuk melanjutkan penanaman pada periode musim tanam selanjutnya.
Mulyono berharap kebijakan standar gabah syarat serap oleh Perum Bulog sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Kepala Bapanas Nomor 2 Tahun 2025 sudah dapat segera dilaksanakan.
Melalui aturan anyar tersebut, Perum Bulog bisa menyerap gabah dan mengisi stok beras gudang dengan kualitas kadar air hingga 30% dan kadar hampa sebesar 15%.
Kementan pada tahun ini menargetkan melakukan perluasan dua juta hektare, jika hal ini terealisasi maka produksi beras nasional akan melimpah. I