Kementerian PU Mulai Bangun Jembatan Darurat Malalak di Kabupaten Agam

Kementerian PU melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sumatra Barat bergerak cepat menangani putusnya jalan provinsi ruas Sicincin – Simpang Balingka di Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, akibat bencana longsor dan banjir bandang.

Fokus utama penanganan saat ini adalah percepatan pembangunan jembatan darurat di titik Jembatan Malalak yang terputus di KM 74+800.

Menteri Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan pemulihan konektivitas pascabencana menjadi prioritas utama pemerintah, khususnya di wilayah Sumatra Barat yang memiliki peran strategis sebagai penghubung antardaerah.

“Kementerian PU terus berusaha agar akses ini kembali fungsional secepat mungkin. Jalan dan jembatan merupakan urat nadi pergerakan masyarakat dan distribusi logistik,” katanya.

Untuk mempercepat penanganan, Kementerian PU bekerja sama dengan Hutama Karya Infrastruktur (HKI) dan pemerintah daerah setempat dengan memobilisasi alat berat ke lokasi terdampak.

Saat ini, telah berada di lapangan sebanyak 8 unit alat berat berupa excavator dan 1 unit loader, didukung 12 unit dump truck.

Selanjutnya 7 unit alat berat tambahan dalam perjalanan menuju lokasi guna memperkuat penanganan darurat di lapangan.

Jembatan Malalak yang terputus akibat terjangan banjir bandang di Sungai Batang Aia Malalak rencananya ditangani dengan pembangunan jembatan darurat tipe Armco (bailey) yang saat ini sedang dalam proses pengiriman dari Palembang, Sumatra Selatan dan diperkirakan sampai ke lokasi Senin, 22 Desember 2025.

Pemasangan jembatan darurat diperkirakan membutuhkan waktu paling lama dua minggu dan dapat dilewati pada awal januari.

Jembatan darurat diharapkan dapat segera mengembalikan akses dasar masyarakat sembari menunggu penanganan permanen.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.2 BPJN Sumbar Rio Andika menjelaskan bahwa penanganan difokuskan pada titik kritis jembatan dan longsoran di sekitarnya.

“Saat ini sedang dilakukan penanganan pascalongsor di KM 74+800 ruas Sicincin – Malalak. Lokasi ini merupakan jembatan yang terputus akibat banjir bandang dan ditargetkan dapat kembali fungsional dalam waktu sekitar maksimal dua minggu dengan pembangunan jembatan darurat Armco,” ungkapnya.

Baca Juga:  INDONESIA DAN KOREA SELATAN LAKUKAN PERTEMUAN BILATERAL KERJA SAMA INFRASTRUKTUR

Selain jembatan putus, kondisi ruas Sicincin – Malalak juga terdampak longsor di sedikitnya delapan titik, dengan longsoran menutup badan jalan sepanjang kurang lebih 4 kilometer pada segmen KM 78 hingga KM 82.

Akses dari arah Bukittinggi saat ini terputus hingga KM 85, sedangkan dari arah Malalak hanya dapat dilalui sampai KM 78.

Dari hasil pendataan sementara tercatat longsor dan jalan putus berdampak pada sembilan titik jalan provinsi dan lima titik jalan kabupaten di Kabupaten Agam. Ruas Sicincin – Bukittinggi melalui Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam memiliki peran vital sebagai jalur alternatif penghubung antara Kabupaten Agam, Kota Bukittinggi dan Kota Padang.

Jalur tersebut selain melalui Jalan Nasional Padang-Bukittinggi via ruas Lembah Anai.

Jalan provinsi ini juga menjadi akses penting bagi mobilitas masyarakat, distribusi hasil pertanian dan kegiatan ekonomi lokal.

Jalur Malalak dikenal sebagai jalan tembus Bukittinggi yang dibuka sejak tahun 2014 dan menjadi salah satu urat nadi konektivitas di Sumatra Barat. I

 

 

Kirim Komentar