KEMENTERIAN PUPR BUKA JALAN TRANS SULAWESI PASCABENCANA LONGSOR

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan penanganan pembukaan lajur Jalan Nasional Trans Sulawesi yang menghubungkan Kabupaten Mamuju dengan Kabupaten Majene, Sulawesi Barat yang terputus akibat longsor.

Satu lajur pada Sabtu petang (29/10/)2022, sudah berhasil dibuka fungsional dan dipergunakan oleh masyarakat.

Longsor yang terjadi di sejumlah titik di jalur Trans Sulawesi, diakibatkan tingginya curah hujan yang mengguyur kawasan itu sejak Kamis (27/10/2022). Longsoran batu, tanah bahkan pohon tumbang terjadi pada ruas Bts., yakni Kabupaten Mamuju-Tameroddo pada KM. 77+700, KM. 77+800, KM. 78+400 dan KM. 84+200.

Keempat titik longsoran tersebut sudah fungsional dua arah Jalan (Penangan Darurat) pada  pukul 17.08 WITA pada Kamis lalu.

Namun pada Kamis (27/10/2022) pukul 19.00 WITA, terjadi lagi longsoran susulan luar biasa di KM 84+500 (Sangiang) sepanjang sekitar 100 m, karena tanah dan batuan yang mengandung air masih bergerak dari atas.

Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengatakan, saat ini telah dilakukan penanganan pembukaan jalan pada ruas yang terkena imbas longsor tersebut dan sudah dibuka untuk satu lajur kendaraan.

Alhamdulillah sudah fungsional 1 lajur pada Sabtu, 29 Oktober 2022 pada 17.43 WITA, karena longsoran cukup besar, pengerjaan pembersihan untuk pembukaan dua lajur akan dilakukan secara hati-hati, sehingga membutuhkan waktu,” jelasnya.

Untuk selanjutnya, dikatakan Hedy Kementerian PUPR segera menyiapkan penanganan permanen untuk mencegah terulangnya longsor. “Saat ini, tim sudah berada di lapangan untuk menyiapkan desain permanen penataan lereng secara menyeluruh,” tegasnya.

Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Barat Kementerian PUPR Sjofa Rosliansjah mengatakan, untuk penanganan darurat telah mengerahkan tujuh unit alat berat untuk membersihkan material akibat longsoran.

Baca Juga:  POTENSI BENDUNGAN CIAWI DAN SUKAMAHI JADI DESTINASI WISATA

“Selama pembersihan, lalu lintas diatur dengan skema buka-tutup berkoordinasi dengan Kepolisian serta dilengkapi dengan rambu pengamanan. Pengguna jalan diharapkan berhati-hati, lalu lintas akan ditutup saat hujan untuk mengurangi resiko kecelakaan tertimbun longsoran,” tuturnya.

Selanjutnya untuk penanganan permanen akan dilakukan setelah kajian menyeluruh, agar tidak terjadi kesalahan yang dapat menyebabkan terulangnya longsor.

“Langkah-langkah yang akan dilakukan oleh BPJN Sulbar adalah memetakan topografi dengan potongan memanjang dan melintang pada lokasi longsoran, melakukan penyelidikan tanah (geologi) secara menyeluruh pada lokasi, melakukan pengujian dan analisis laboratorium tanah dan kemudian menentukan penanganan yang akan dilakukan pada lokasi.

Sjofa menyebutkan, terdapat beberapa alternatif penanganan yang bisa dilakukan antara lain adalah penanganan lereng dengan menurunkan semua longsoran yang masih tersisa, serta pemasangan jaring pengaman, menggunakan bore pile yang dikombinasi dengan mortar ringan/beton ringan, serta mengganti material badan jalan dengan menggunakan beton ringan/mortar ringan, dan membuat pengaturan drainase pada lereng atas sehingga mengurangi air yang masuk ke lereng. I

 

Kirim Komentar