Kementerian PUPR dan Kementerian Pertanian Bahas Program Food Estate

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mendukung pengembangan program Food Estate di sejumlah daerah yang diharapkan menjadi lumbung pangan baru di luar Pulau Jawa.

Untuk menyukseskan program tersebut, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menggelar rapat koordinasi di Jakarta, Rabu (5/4/2023).

Menteri Basuki mengatakan, rapat kali ini bertujuan untuk menyelaraskan dan meningkatkan koordinasi pelaksanaan program bersama pengembangan food estate di beberapa daerah yang sudah dimulai.

“Program food estate ini adalah program bersama antar beberapa Kementerian dan Lembaga,” katanya.

Menteri Basuki menjelaskan, saat ini Kementerian PUPR telah melakukan pembangunan infrastruktur untuk mendukung pengembangan food estate di Sumatra Utara, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Papua.

“Untuk di Sumatra Utara di Kabupaten Humbang Hasundutan, pada saat ini infrastruktur air baku (jaringan perpipaan primer dan sekunder) telah tersedia untuk lahan 1.000 hektare, yang sudah siap untuk ditanami seluas 119 hektare,” jelasnya.

Dari 119 hektare, lahan yang sudah dimanfaatkan seluas 41,8 hektare di antaranya ditanami bawang merah, bawang putih, cabai, kubis, jagung dan kentang oleh masyarakat.

Selain itu, dikatakan Menteri Basuki juga telah dilakukan land clearing di kawasan Taman Sains dan Teknologi Herbal (TSTH) seluas 72 hektare (dari rencana 200 hektare), serta pembangunan fasilitas TSTH.

Pembangunan fasilitas itu antara lain gedung riset, mess karyawan, screen house, dan infrastruktur kawasan, dengan progres 97,5% dan target selesai akhir April 2023, serta pembangunan Jalan Akses TSTH sepanjang 14,3 km, jalan akses food estate 8 km dan dua unit jembatan.

“Kemudian food estate di Kalimantan Tengah. Pada tahun 2021 Pemerintah merencanakan pengembangan food estate seluas 43.000 ha. Kementerian PUPR telah mendukung penyediaan infrastruktur berupa jaringan irigasi rawa di Blok A seluas 43.000 hektare,” tutur Menteri Basuki.

Baca Juga:  Kementerian PUPR Bangun Infrastruktur Terintegrasi Dukung DPSP Likupang

Penyediaan infrastruktur jaringan irigasi tersebut, lanjutnya, terdiri dari pekerjaan rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi rawa sepanjang 2.195 km, pembangunan pintu dan jembatan sejumlah 178 unit pintu air dan 60 unit box culvert, dan pembangunan.

Selain itu, rehabilitasi Pintu Air DIR Dadahup Tahap 2 (SYC) berupa pembangunan satu unit pintu air primer, pembangunan empat unit pintu air tersier, pembangunan sembilan box culvert dan rehabilitasi tiga unit pintu air primer.

“Untuk di NTT, pengembangan food estate terdapat di Kabupaten Belu, Sumba Tengah dan Sumba Timur. Di Kabupaten Belu, pemanfaatan air dari Bendungan Rotiklot seluas 55 hektare, pemanfaatan air dari Bendungan Haliwen seluas 20 hektare dan dari Bendungan Haekrit seluas 60 hektare,” jelasnya.

Menteri Basuki menegaskan ada juga pemanfaatan sumur air tanah sebanyak 23 lokasi untuk area seluas 230 hektare.

Mengenai di Kabupaten Sumba Tengah NTT, Menteri Basuki menyebutkan telah dilakukan peningkatan Jaringan Irigasi Embung Lokojange dengan luas layanan 260 hektare dan pemanfaatan air tanah lewat pembuatan sumur.

Di Sumba Timur, pengembangan lahan sorgum sangat didukung dengan ketersediaan air tanah yang banyak dan aktifnya petani, untuk itu salah satunya Kementerian PUPR bangun 4 titik sumur bor dan 50 titik sumur gali untuk melayani 389 ha lahan masyarakat di Desa Patawang.

Terakhir untuk food estate di Keerom, Papua, Menteri Basuki mengatakan, pada tahap pertama Kementerian PUPR mulai menyiapkan food estate di lahan eks-sawit seluas 3.000 hektare.

“Sejauh ini sudah dilakukan olah tanah siap tanam seluas 500 hektare, kalau ini dapat ditanami dengan baik baru dilanjutkan, karena ketersediaan airnya sangat cukup,” kata Menteri Basuki.

Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan terima kasih atas kerja sama Kementerian PUPR dan Kementerian Pertanian sejauh ini untuk pengembangan food estate di sejumlah daerah.

Baca Juga:  Program Subsidi Perintis dan PSO Jadi Komitmen Kemenhub

“Mungkin sistem pengairan ke depannya harus terus dibenahi, untuk air kami tetap berharap bantuan dari Kementerian PUPR dan kami siap mendukung,” ujarnya. I

 

Kirim Komentar