Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan pembangunan infrastruktur pengendali banjir Bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA) di Kabupaten Kulon Progo.
Pembangunan itu sebagai salah satu bentuk dukungan kegiatan pariwisata pada Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Menteri PUPR basuki Hadimuljono menyatakan bahwa target pembangunan infrastruktur pengendali banjir ini akan selesai seluruhnya di tahun 2023.
“Perubahan iklim menjadi tantangan dalam pengelolaan sumber daya air di Indonesia. Pergeseran dan perubahan masa musim hujan dan kemarau, serta pola hujan dengan durasi pendek, tapi intensitasnya tinggi kerap mengakibatkan banjir,” ujarnya.
Menurut Menteri Basuki, upaya penanggulangan bencana, termasuk banjir merupakan tanggung jawab bersama, sesuai dengan tugas dan fungsinya, Kementerian PUPR berperan dalam masalah infrastruktur.
Dalam mengurangi risiko banjir Bandara YIA, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak, Ditjen Sumber Daya Air membangun sejumlah prasarana pengendali banjir pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Bogowonto dan Serang.
Kepala BBWS Serayu Opak Kementerian PUPR Dwi Purwantoro menjelaskan, dukungan infrastruktur dilakukan secara terpadu mulai dari perbaikan/normalisasi badan sungai, peningkatan kapasitas sungai, pembangunan sistem drainase, sodetan, kolam retensi, pengadaan pompa banjir, hingga bangunan penahan penampung air sepanjang sungai (longstorage), dan pekerjaan double jetty di muara Sungai Bogowonto.
Pembangunan pengendali banjir Bandara YIA dibagi menjadi empat paket pekerjaan yang dilaksanakan sejak tahun 2020 hingga tahun 2023.
Pertama adalah Pembangunan Pengaman Muara Sungai Bogowonto Sisi Barat yang dilaksanakan kontraktor PT Bumi Karsa-Abipraya, KSO dengan nilai kontrak Rp428,88 miliar.
“Lingkup pekerjaannya berupa pembangunan jetty sepanjang 306 meter dan tanggul sungai 322 meter, dengan progres saat ini sudah sebesar 94,38%,” jelasnya.
Saat ini, tengah dilakukan penyelesaian tanggul sepanjang 75 meter lagi yang akan tersambung ke paket ketiga di Sungai Bogowonto.
Selanjutnya paket kedua adalah Pembangunan Pengaman Muara Sungai Bogowonto Sisi Timur yang dilaksanakan kontraktor WIKA-ADP KSO dengan nilai kontrak Rp413miliar.
Lingkup pekerjaannya berupa pembangunan jetty sepanjang 306 meter dan tanggul sungai 258 meter, dengan progres saat ini sudah sebesar 99,09%.
“Saat ini, tinggal penyelesaian tanggul sekitar 25 meter dan penataan kawasan yang saat ini masih pematangan desain. Target selesai Juli 2023 sesuai kontrak. Untuk jetty kurang penyempurnaan berupa pemasangan tetrapod pada lapisan paling atas,” tutur Dwi.
Selanjutnya paket ketiga, yakni Pembangunan Prasarana Pengendali banjir Sungai Bogowonto yang dilaksanakan kontraktor PT Brantas Abipraya dengan nilai kontrak Rp360,2 miliar.
Lingkup pekerjaan yakni peningkatan kapasitas sungai, pekerjaan long storage, perkuatan tebing/revetment, kolam retensi dan pengadaan pompa banjir, dengan progres konstruksi sebesar 73,91%.
Terakhir paket keempat, yaitu Pembangunan Prasarana Pengendali Banjir Sungai Serang yang dilaksanakan kontraktor PT Pembangunan Perumahan dengan nilai kontrak Rp295 miliar.
Lingkup pekerjaan paket keempat diantaranya pekerjaan Peningkatan Kapasitas Sungai, long storage, perkuatan tebing/revetment, kolam retensi, dan pompa, dengan progres konstruksi sebesar 83,98%. I