KEMENTERIAN PUPR TERUS LAKUKAN PENILAIAN KUALITAS LAYANAN JALAN TOL DAN REST AREA PADA PERIODE TAHUN 2023

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan penilaian terhadap kualitas layanan jalan tol dan rest area di seluruh Indonesia pada periode tahun 2023, sebagai satu upaya peningkatan pelayanan jalan tol berkelanjutan.

Penilaian itu termasuk pada Jalan Tol Lubuk Linggau – Curup – Bengkulu Seksi 3 Bengkulu – Taba Penanjung sepanjang 17,6 km yang dilakukan 26-27 September 2023.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa peningkatan kualitas layanan jalan tol akan berdampak terhadap kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan tol.

“Kami meyakini dengan lingkungan jalan tol yang lebih baik akan berkontribusi terhadap kenyamanan dan keselamatan dalam mengemudi di jalan tol, khususnya tidak hanya jalannya, tapi juga rest area,” katanya.

Tim Ahli/Pakar Penilaian Jalan Tol Berkelanjutan (JTB) Ahmad Safrudin mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun oleh Kementerian PUPR dalam rangka mendorong transformasi, inovasi, dan modernisasi jalan tol, serta memberikan apresiasi terhadap ruas jalan tol yang dinilai telah memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM).

“Pada tahun 2023, kegiatan Penilaian JTB mengusung tema Toll for All, dengan indikator penilaian berupa peningkatan kualitas fasilitas ramah gender, peningkatan kepedulian masyarakat pengguna jalan tol, dan perluasan akses investasi ekonomi lokal (branding lokal berkelanjutan),” jelasnya.

Ahmad Safrudin menjelaskan, terdapat tiga aspek penilaian jalan tol berkelanjutan, yaitu fungsi utama jalan tol yang mencakup aspek kelancaran, keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan tol, fungsi pendukung di rest area, serta fungsi pelengkap di rest area, terutama aspek penghijauan pada jalan tol.

Menurutnya, ruas jalan tol juga harus memiliki ciri khas supaya dapat menjadi karakter atau keunikan.

“Untuk kondisi tanah yang kering seperti di Bengkulu, akan lebih baik menanam tanaman endemik lokal yang bisa hidup dalam kondisi seperti ini,” jelasnya.

Baca Juga:  EMPAT PESAN UNTUK PEMBANGUNAN TOL YOGYAKARTA-BAWEN

Jadi, Ahmad Safrudin menambahkan,  konsepnya tidak selalu menanam vegetasi taman untuk mempercantik, bisa juga dengan aforestasi atau menghutankan yang juga berguna untuk menyerap emisi karbon.

“Tanaman-tanaman yang eksisting dirawat dan dirapikan, kemudian diperbanyak,” ungkapnya.

Sementara itu, Afrinaldi Tanjung Manager Area JLO PT Hutama Karya selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) pada Jalan Tol Bengkulu – Taba Penanjung menuturkan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk memastikan SPM jalan tol dan indikator Toll for All dapat terpenuhi, termasuk juga melakukan penghijauan.

“Untuk meningkatkan pelayanan, kami menyediakan lokasi khusus untuk top up saldo bagi pengguna tol yang saldonya habis,” katanya.

Mengenai memperluas akses investasi ekonomi, lanjut Afrinaldi, pihaknya tengah membangun rest Area yang nantinya diharapkan menjadi pusat ekonomi lokal.

“Kami juga telah membangun monumen bunga Rafflessia Arnoldi di akses keluar-masuk jalan tol sebagai ciri khas ruas tol Bengkulu – Taba Penanjung ini,” ujarnya.

Afrinaldi menambahkan, pada Jalan Tol Bengkulu – Taba Penanjung ini juga telah dilakukan berbagai upaya penghijauan, baik di area lereng maupun di area median.

“Kami juga akan memperbanyak tanaman untuk menjaga area tetap hijau dan dapat mengurangi emisi kendaraan. Namun, memang kita memiliki tantangan kondisi tanah dan udara yang kering,” ungkapnya.

Jalan Tol Lubuk Linggau – Curup – Bengkulu memiliki total panjang 95,80 km yang terbagi menjadi tiga seksi dan dua simpang susun dengan jumlah biaya investasinya sebesar Rp37,61 triliun.

Seksi 3 Taba Penanjung – Bengkulu sepanjang 17,6 km telah dioperasikan sejak Januari 2023 dan diresmikan Presiden Jokowi pada Juli 2023.

Jalan tol ini merupakan salah satu sirip dari ruas utama (backbone) Jalan Tol Trans Sumatra yang kelak akan menghubungkan Kota Palembang – Lubuk Linggau dan Bengkulu di Lintas Barat Sumatra. I

Kirim Komentar