Kesiapsiagaan Masyarakat Hadapi Bahaya Pascagempa Magnitudo 4,9

Masyarakat yang terdampak gempa bumi Magnitudo (M)4,9 diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan untuk menghadapi potensi ancaman bahaya serupa di masa depan.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyampaikan pesan tersebut dalam rapat koordinasi di dua wilayah terdampak gempa.

Menurutnya, catatan gempa bumi pernah mengguncang sejumlah wilayah di Provinsi Jawa Barat.

Namun, baru kali ini, gempa terjadi di wilayah Pasirwangi, Kabupaten Garut, dan Kertasari, Kabupaten Bandung.

Dengan adanya bencana gempa M4,9, Suharyanto mengharapkan sosialisasi bahaya gempa dapat dilakukan pemerintah daerah secara luas.

Dia mencontohkan pada potensi bahaya pada sesar Lembang yang perlu diwaspadai.

Tercatat sejak tahun 2020 hingga kini terdapat fenomena gempa bumi yang berdampak kepada masyarakat di Jawa Barat, seperti lindu Pangandaran (2020), Sukabumi (2021), Cianjur (2022), Sumedang (2024) dan bencana terakhir di Bandung, serta Garut.

Edukasi kepada masyarakat dibutuhkan untuk menyikapi potensi adanya sesar atau bagian dari segmen suatu sesar aktif pemicu gempabumi, baik yang sudah maupun yang belum teridentifikasi, seperti yang terjadi di Cianjur, maupun Bandung dan Garut pada Rabu (18/9).

“Segmen baru dari suatu sesar aktif teridentifikasi setelah adanya gempa yang berdampak di Kabupaten Bandung dan Garut,” ujar Suharyanto saat rapat koordinasi di Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung.

Kepala BNPB mengharapkan masyarakat siap sebelum terjadinya bencana, seperti pada masyarakat Pangandaran yang siap melalui simulasi evakuasi mandiri menghadapi potensi Megathrust, yang sempat menjadi pembicaraan di tengah masyarakat.

Oleh karena itu, lanjutnya, upaya pengurangan risiko bencana, di antaranya mitigasi dan pencegahan, harus dilakukan oleh warga bersama pemerintah.

Selesai itu, Suharyanto menyatakan, belum ada ilmu pengetahuan yang mampu memprediksi bahaya gempa di suatu wilayah.

Baca Juga:  BPJS Bahas Sistem Anti Fraud JKN di Kongres Dunia untuk Hukum Kesehatan

Hal senada juga disampaikan Penjabat (Pj) Bupati Garut Barnas Adjidin saat memaparkan kondisi terkini pascagempa di wilayahnya.

Dia menambahan, edukasi kebencanaan menjadi penting diberikan kepada masyarakat.

Barnas meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk melakukannya, sehingga masyarakat selalu waspada dan tidak panik.

“Hingga sebelas malam tadi kami masih merasakan gempa susulan. Warga juga waspada terhadap potensi bahaya susulan dan mulai terbiasa dengan gempa,” tuturnya.

Sosialisasi tidak hanya pada potensi bahaya gempa, tetapi juga tingkat risiko, kapasitas dan kerentanan.

Setiap keluarga memiliki tingkat risiko, kapasitas dan kerentanan yang berbeda.

Tinggal di wilayah rawan bahaya gempa, BNPB meminta masyarakat selalu siap siaga menghadapinya.

Berbagai upaya dapat dilakukan untuk menghindari dan meminimalkan dampak gempa.

Salah satu upaya yang dapat dikembangkan oleh keluarga, yaitu rencana kesiapsiagaan keluarga, seperti adanya daftar yang harus disiapkan atau upaya yang dapat dilakukan saat gempa terjadi. I

Kirim Komentar