KKP Kembangkan Sistem Ketertelusuran Hasil Perikanan Berstandar Global

Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Global Dialogue on Seafood Traceability (GDST) berkolaborasi untuk meningkatkan jangkauan Sistem Ketertelusuran dan Logistik Ikan Nasional (Stelina) menjadi berstandar global.

Sistem ini, dapat memastikan produk perikanan yang diperdagangkan dari Indonesia berasal dari praktek yang ramah lingkungan dan bukan hasil ilegal fishing.

“Stelina sebagai solusi kolaboratif berbasis interoperabilitas antar sistem dengan output teknologi QR Code akan memperkuat sistem integrasi hulu hilir. Ini memberikan gambaran lengkap tentang ketertelusuran produk perikanan kepada konsumen,” kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Tornanda Syaifullah pada acara Kick-Off Event Stelina : Advancing Traceability in Tuna and Shrimp Industries di Nusa Dua, Bali, baru – baru ini.

Dengan sistem tersebut, setiap tahap perjalanan ikan dari hasil budi daya atau tangkap hingga ke tangan konsumen dapat direkam data dan informasinya secara transparan.

Menurutnya, pengembangan ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing dan kepercayaan buyers terhadap produk perikanan dari Indonesia.

Sistem ini juga menepis isu bahwa produk perikanan Indonesia hasil ilegal fishing, maupun diproduksi dengan cara yang tidak ramah lingkungan.

Berdasarkan data, nilai ekspor udang Indonesia tahun 2024 mencapai US$1,68 miliar atau 28,2% dari total nilai ekspor perikanan, dengan negara tujuan Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok, UE dan ASEAN.

Nilai ekspor Tuna – Cakalang – Tongkol mencapai US$1,03 miliar atau 17,4% dengan negara tujuan ASEAN, Amerika Serikat, UE, Jepang, dan Timur Tengah.

Tornanda menjelaskan, salah satu tren tuntutan pasar global saat ini adalah persyaratan ketertelusuran yang transparan dan berkelanjutan.

“Konsumen semakin menuntut informasi asal-usul ikan termasuk cara penangkapan dan budi daya yang dapat menjaga kelestarian ekosistemnya,” jelasnya.

Baca Juga:  Pengurus Apjati Fokus Enam Program Kerja di Kementerian P2MI

Sementara itu, Executive Director of Global Dialogue on Seafood Traceability Huw Thomas mengungkapkan, teintegrasinya Stelina dengan sistem ketertelusuran yang dimiliki GDST, menunjukkan komitmen Indonesia melindungi sumber daya perikanan berkelanjutan dan memastikan keamanannya untuk dikonsumsi masyarakat global.

Ketua Asosiasi Penangkapan Pole & Line dan Handline Indonesia (AP2HI) Janti Juari menambahkan, hadirnya Stelina berstandar global menjadi angin segar meningkatkan nilai perdagangan, khususnya udang dan tuna Indonesia di pasar global.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan komitmen menjalankan program ekonomi biru untuk menjaga keberlanjutan ekologi guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Salah satu yang dilakukan KKP adalah untuk memastikan kegiatan penangkapan dan budi daya perikanan di Indonesia dilakukan dengan cara ramah lingkungan. I

Kirim Komentar