Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Ditjen Hubdat Kemenhub) berkomitmen mewujudkan libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru 2023/2024) berkeselamatan.
Untuk itu dilakukan sejumlah langkah dan inovasi guna merealisasikannya. Beberapa persiapan sudah dilaksanakan menjelang pelaksanaan kegiatan angkutan Nataru 2023/2024.
“Di antaranya berupa analisa dan evaluasi angkutan Nataru 2022/2023, penyusunan rencana operasi, survei potensi pergerakan mobilitas, peninjauan lapangan, rapat koordinasi serta penyusunan surat dukungan Nataru ke Stakeholder terkait,” jelas Direktur Lalu Lintas Jalan Ahmad Yani di Jakarta.
Kesiapan lainnya yang saat ini masih dalam progres pelaksanaan, lanjutnya, berupa pengecekan kesiapan prasarana terminal dan pelabuhan penyeberangan, ramp check angkutan jalan, sarana dan prasarana penyeberangan, serta penyiapan rest area di UPPKB.
Dari sisi kesiapan Sarana dan Prasarana bidang Angkutan Jalan, terdapat 46.686 unit bus yang terdiri dari 13.752 Angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP),16.120 unit Angkutan pariwisata, 8.933 unit Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan Angkutan sewa sebanyak 7.881 unit, yang akan digunakan selama penyelenggaraan Angkutan Nataru.
“Kementerian Perhubungan juga berkoordinasi dan bersinergi dengan berbagai Kementerian dan Lembaga dalam penyelenggaraan angkutan Nataru demi menciptakan angkutan yang selamat, aman, tertib, lancar dan sehat,” tutur Ahmad Yani.
Salah satu bentuk hasil koordinasi, yaitu dengan terbitnya Surat Keputusan Bersama (SKB) Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Kepala Korps Lalu Lintas Polri dan Direktur Jenderal Bina Marga dalam Pengaturan Lalu Lintas Jalan dan Penyeberangan Selama Masa Arus Mudik, serta Arus Balik Angkutan Nataru.
Menurutnya, bersama dengan stakeholder terkait, Ditjen Hubdat juga membangun posko monitoring dan pelayanan serta menyediakan fasilitas perlengkapan jalan yang portabel, juga menyediakan peralatan berat di lokasi rawan longsor berkerja sama dengan Ditjen Bina Marga.
Ahmad Yani menegaskan, moda transportasi jalan menjadi salah satu aspek penting dalam penyelenggaraan Nataru, kesiapan prasarana jalan dan angkutan umum, melakukan manajemen rekayasa lalu lintas di jalan tol dan non tol, sosialisasi keselamatan, koordinasi pengendalian pasar tumpah, serta pemanfaatan 84 lokasi Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) sebagai tempat istirahat, merupakan langkah konkret dalam penyelenggaraan Nataru.
Salah satu upaya untuk meningkatan keselamatan dan keamanan pengguna angkutan umum, Ditjen Hubdat melalui Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) dan Satuan Pelayanan Terminal melakukan ramp check kendaraan angkutan umum yang akan diberangkatan dari terminal dan mengimbau kepada operator angkutan umum untuk memastikan kendaraan yang digunakan memenuhi persyaratan teknis laik jalan dan melengkapi dokumen administrasi.
Selain itu, pihaknya telah melakukan rapat koordinasi dengan unit kerja dalam hal ini BPTD dan stakeholders lainnya terkait dengan persiapan penyelenggaraan angkutan Nataru 2023/2024 dengan membahas langkah-langkah antisipasi khususnya terkait dengan keselamatan dan keamanan, khususnya kapal operasi dengan melakukan ramp check pada seluruh wilayah kerja BPTD, serta adanya cuaca ekstrem yang akan terjadi pada akhir tahun.
“Ditjen Hubdat telah melakukan ramp check kesiapan sarana (kapal) dan prasarana (pelabuhan) melalui 34 unit kerja dilingkungan Ditjen Hubdat yaitu 33 BPTD dan satu KSOPP dengan capaian ramp check kapal sebanyak 447 unit kapal dari 475 unit kapal atau sebesar 94%,” tutur Ahmad Yani.
Untuk mengantisipasi kepadatan yang akan terjadi pada masa libur Nataru, Ditjen Hubdat memberlakukan manajemen lalu lintas jalan dan penyeberangan.
Sistem manajemen lalu lintas dilakukan skema-skema cara bertindak melalui skema Normal (Hijau), Padat (Kuning) dan Sangat Padat (Merah) dengan menyesuaikan jumlah kapal operasi dan kapasitas angkut kapal dengan jumlah reservasi tiket online atau berdasarkan monitoring Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) kendaraan yang akan menuju pelabuhan dengan mengoptimalkan koordinasi dan kolaborasi dengan pihak Kepolisian, Dishub dan Badan Usaha Jalan tol (BUJT) serta stakeholder terkait lainnya.
Selanjutnya, dalam menghadapi situasi darurat atau cuaca ekstrem di penyeberangan, telah dilakukan rapat koordinasi dan mengimbau terkait Potensi Cuaca Ekstrem kepada para Kepala BPTD, KSOPP, Korsatpel, Syahbandar dan Pejabat Pemeriksa Keselamatan Kapal Sungai, Danau, dan Penyeberangan serta Operator Kapal dan Pelabuhan Sungai, Danau, dan Penyeberangan agar dapat melakukan hal sesuai tugas dan fungsinya demi menjamin keselamatan.
Peran teknologi sangat penting dalam menyukseskan angkutan Nataru, karena Angkutan Penyeberangan ini tidak lepas dari mobilisasi angkutan darat yang satu sama lainnya saling berkaitan, sehingga pelaksanaan monitoring pergerakan kendaraan-kendaraan angkutan darat, baik melalui jalan nasional dan jalan tol secara online.
“Kami memanfaatkan teknologi dengan menggunakan kamera CCTV dan data LHR, sehingga apabila ada anomali yang terjadi pemerintah dapat mengambil langkah antisipasi dengan cepat dan tepat untuk melancarkan arus lalu lintas baik di pelabuhan dan jalan menuju pelabuhan,” jelas Ahmad Yani.
Titik krusial penanganan arus pergerakan masyarakat yang menjadi prioritas Ditjen Hubdat pada musim libur Nataru 2023/2024 pada akses keluar masuk simpul-simpul transportasi, pasar tumpah dan lokasi-lokasi wisata yang ada di daerah serta lokasi rawan longsor/bencana juga dapat dilakukan dengan teknologi.
Pada ruas jalan tol yang menjadi fokus penanganan pergerakan masyarakat yaitu di rest area dengan menerapkan manajemen dan pembatasan waktu masyarakat yang akan menggunakan rest area.
“Kemenhub memiliki Sistem Informasi Angkutan dan Sarana Transportasi Indonesia (SIASATI), yaitu Aplikasi untuk memantau informasi Angkutan dan Sarana Transportasi pada kegiatan Lebaran, Natal dan Tahun Baru Sub Sektor Kementerian Perhubungan,” katanya.
Aplikasi SIASATI ini merupakan sistem informasi berbasis elektronik yang terintegrasi untuk pelaporan data operasional angkutan dan sarana transportasi terhadap kegiatan operasional transportasi di seluruh wilayah Indonesia.
“Masyarakat dapat mengunduh aplikasi Mitra Darat dan sering-sering mengecek aplikasi tersebut agar selalu mendapat info terupdate mengenai kondisi lalu lintas jalan dan cuaca. Selain itu, bisa juga mengecek kelayakan angkutan umum melalui Mitra Darat,” ungkapnya.
Kepada masyarakat yang akan melakukan perjalan jarak jauh juga diimbau untuk tidak menggunakan kendaraan sepeda motor karena rentan terhadap kecelakaan, gunakanlah angkutan umum resmi yang sudah disediakan dari terminal-terminal penumpang angkutan jalan.
“Gunakan jalur alternatif untuk menghindari kepadatan di jalur utama, waspadai kecelakaan di lokasi wisata karena faktor kontur jalan, alam/hujan atau pengemudi, Pembatasan angkutan barang dilakukan untuk menjaga kelancaran jalan dan keselamatan serta memanfaatkan alternatif moda transportasi lainnya,” jelasnya. I