Laporan Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana di Tanah Air pada 3 Desember 202

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) menghimpun laporan terkini mengenai kejadian bencana dan penanganannya.

Bencana hidrometeorologi dilaporkan terjadi di dua wilayah Provinsi Jawa Barat, yaitu Kabupaten Bogor dan Kota Bandung.

Kejadian pertama di Kabupaten Bogor terjadi akibat hujan deras disertai angin kencang pada Senin (1/12), yang menyebabkan beberapa rumah warga mengalami kerusakan di bagian atap dan dinding, serta sejumlah pohon tumbang.

Lokasi terdampak berada di Desa Cibodas, Kecamatan Rumpin dan Desa Ciriung, Kecamatan Cibinong. Sebanyak 19 Kepala Keluarga (KK) atau 70 jiwa terdampak atas kejadian ini.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor berkoordinasi dengan aparatur setempat untuk melakukan kaji cepat, analisis dampak dan mengevakuasi pohon tumbang di lokasi bencana.

Kondisi terkini, sebagian rumah yang mengalami kerusakan telah mulai diperbaiki oleh pemiliknya, sedangkan proses evakuasi pohon tumbang telah selesai dilakukan.

Kota Bandung turut mengalami cuaca ekstrem. Hujan berintensitas tinggi mengguyur wilayah Desa Sekeloa, Kecamatan Coblong, pada Minggu (30/11) pukul 13.45 WIB.

Peristiwa tersebut menyebabkan 31 KK terdampak, dengan kerugian material berupa tiga unit rumah rusak berat, empat unit rumah rusak sedang dan 24 unit rumah rusak ringan.

BPBD Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan BPBD Kota Bandung dan aparat setempat untuk melakukan pendataan langsung di lokasi kejadian.

Gubernur Provinsi Jawa Barat menetapkan Status Siaga Darurat Bencana Banjir, Banjir Bandang, Cuaca Ekstrem, Gelombang Ekstrem, Abrasi dan Tanah Longsor di wilayah Provinsi Jawa Barat tahun 2025/2026, sesuai Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 360/Kep.626-BPBD/2025 yang berlaku sejak 15 September 2025 hingga 30 April 2026.

Penetapan Pos Komando Penanganan Siaga Darurat untuk bencana tersebut mengacu pada Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 38/Kep.631-BPBD/2025 yang mulai berlaku sejak 29 September 2025.

Baca Juga:  Ini Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana di Tanah Air pada 4 Oktober 2025

Sebagai bagian dari upaya pemantauan kondisi daerah terdampak serta kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana, BNPB terus memastikan jalur komunikasi darurat berfungsi optimal melalui jaringan radio yang terintegrasi dengan BPBD di seluruh Indonesia.

Petugas radio secara rutin melakukan komunikasi radio (roll call) dengan BPBD dan instansi terkait untuk menghimpun informasi kejadian bencana dan kondisi cuaca di masing – masing daerah.

Pada Selasa (2/12), kegiatan roll call dilaksanakan sebanyak 10 kali. Pada periode pertama pukul 08.00 WIB, bergabung dua stasiun BPBD. Pada periode kedua pukul 15.00 WIB, bergabung tujuh stasiun BPBD.

Informasi cuaca menjadi salah satu data utama yang dipantau melalui jaringan komunikasi tersebut, mengingat perubahan kondisi atmosfer berpotensi memicu bencana hidrometeorologi di berbagai wilayah.

Cuaca di Indonesia umumnya didominasi hujan ringan hingga hujan ekstrem. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, dan Bengkulu.

Selain itu, Lampung, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, dan Papua.

Hujan berintensitas lebat yang berpotensi disertai petir dan angin kencang dapat terjadi di Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Selain itu, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Pegunungan, Maluku, dan Papua Selatan. Angin kencang juga berpotensi terjadi di wilayah Sulawesi Utara.

BNPB mengimbau masyarakat untuk menghindari area terbuka ketika hujan disertai petir dan angin kencang, serta menjauhi pohon, bangunan dan infrastruktur yang telah rapuh.

Baca Juga:  Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana pada 30 Juni 2025

Masyarakat juga diharapkan tetap tenang dan siaga terhadap perubahan cuaca, serta memahami langkah evakuasi mandiri apabila diperlukan. I

Kirim Komentar