Mendagri Dorong Transportasi Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas 2045

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mendorong transportasi cerdas dan berkelanjutan untuk menuju visi Indonesia Emas 2045.

Dia menjelaskan cerdas berarti mengikuti perkembangan zaman dan memanfaatkan seluruh teknologi terbaru untuk mempermudah sistem transportasi.

Sementara itu, transportasi berkelanjutan adalah tidak menimbulkan masalah lingkungan dengan cara menggunakan energi terbarukan (renewable energy).

“Tidak berbasis melulu pada fosil seperti minyak, tapi juga renewable (energy), seperti electric vehicle, yang berbasis hidrogen, atau yang menggunakan nonfosil. Apa pun yang nonfosil sehingga bisa mengurangi emisi gas karbon,” kata Tito dalam keterangannya di Jakarta.

Penggunaan teknologi transportasi yang cerdas dan berkelanjutan ini bisa diimplementasikan melalui kebijakan yang bersifat bottom up (dari bawah ke tingkat atas).

Kepala daerah memiliki kewenangan yang bisa digunakan sebaik – baiknya dalam membangun transportasi yang cerdas dan berkelanjutan di daerah masing-masing.

Pasalnya, di era otonomi daerah seperti sekarang ini, pemerintah daerah (pemda) memiliki kesempatan yang besar untuk melakukan inovasi dan kreativitas.

“Namun, inisiatif juga bisa langsung dari top-down, terutama kementerian teknis terkait, seperti Menhub, Menteri BUMN, Menko Marves dan lain-lain, untuk memanfaatkan teknologi – teknologi dan mengubah mindset menuju energi penggunaan energi yang terbarukan untuk transportasi,” ungkapnya.

Tito mendorong para kepala daerah untuk tidak hanya berpikir pada masa jabatannya saja dalam menghadapi dampak transportasi.

Kebijakan harus dipersiapkan dengan matang karena dampaknya tidak dapat diselesaikan dalam waktu singkat.

Pembangunan transportasi perlu dilakukan secara efektif, efisien dan berkelanjutan.

“Dia harus berkelanjutan, bukan hanya berkelanjutan dalam arti energinya, tapi berkelanjutan proses pembangunan,” ungkap Tito.

Dia menegaskan, saat ini adalah waktu yang tepat untuk proses pembangunan transportasi yang berintegrasi dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) lima tahunan dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) setiap 20 tahun sekali.

Baca Juga:  Apresiasi Menhub untuk Evaluasi dan Masukan dari Akademisi Untuk Kemajuan Sektor Transportasi

Apalagi pemerintah Indonesia juga memiliki visi Indonesia Emas 2045 dengan target menjadi negara yang berdaulat, maju dan berkelanjutan.

“Dimulainya tahap RPJP 2025-2045, yang akan menjadi Indonesia Emas 2025. Kita menjadi negara maju, dan RPJP ini bukan hanya RPJP nasional. Setiap daerah harus menyusun konsep 20 tahun ke depan itu mau apa di daerah masing – masing. Ini yang saya khawatir, ada daerah yang belum membuat ini, deadline-nya adalah di akhir tahun ini,” jelasnya.

Dokumen – dokumen seperti RPJM dan RPJP tersebut nantinya menjadi platform strategis yang bisa menggerakkan pembangunan di daerah ke depan, termasuk di sektor transportasi.

Dia berharap, pemda tidak terjebak pada hal – hal teknis, sehingga melupakan konsep – konsep strategis yang menjadi landasan pembangunan.

“Bicara menyusun konsep strategis, (berkaitan dengan) apa yang mau dikerjakan 20 tahun, lima tahun. Kalau tidak punya konsep akhirnya pembangunan transportasi tidak akan berlangsung sistematis, bukan hanya nasional tapi di tiap-tiap daerah,” ujarnya. I

 

Kirim Komentar