Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta kepala daerah untuk segera mengambil tindakan cepat dengan menstabilkan atau mengendalikan harga, khususnya di sejumlah daerah yang saat ini mencatatkan angka inflasi tinggi.
“Tolong data ini betul – betul dipakai dan jadi warning untuk daerah – daerah yang inflasinya di atas 3%, tolong segera untuk melakukan rapat, jangan diam. Para kepala daerah minimal segera, segera memimpin rapat dengan dinas – dinasnya, dengan Badan Pusat Statistik, lalu dengan asosiasi pedagang di wilayahnya,” jelasnya.
Berdasarkan data yang ada, daerah yang mengalami kenaikan harga komoditas utama pada minggu ketiga Juli 2025 meningkat dibandingkan dengan minggu kedua.
Misalnya, kenaikan harga bawang merah yang sebelumnya terjadi di 260 daerah, kini menjadi 277 daerah.
Selain itu, komoditas cabai rawit dari 250 daerah bertambah menjadi 258 daerah.
Sementara itu, beras mencatat lonjakan paling signifikan, dari 178 daerah menjadi 205 daerah yang mengalami kenaikan harga.
Kondisi ini menjadi perhatian serius mengingat ketiga komoditas tersebut berkontribusi besar terhadap laju inflasi di berbagai wilayah.
Mendagri mengingatkan kepada seluruh pihak bahwa Presiden Prabowo Subianto memberi perhatian khusus terhadap inflasi daerah.
Bahkan, lanjutnya, dalam sebulan, Presiden bisa dua kali menanyakan langsung kepada Mendagri soal situasi inflasi terkini, komoditas penyumbangnya dan wilayah – wilayah yang terdampak, sekaligus meminta laporan, terutama untuk komoditas utama, seperti beras.
Menurut Mendagri, fokus utama pengendalian inflasi harus diarahkan pada kebutuhan pokok rakya, sehingga menjadi perhatian adalah komoditas beras sebagai prioritas nomor satu, karena menyangkut konsumsi harian masyarakat.
“Harga beras ini menjadi atensi nomor satu Bapak Presiden, karena ini memang komoditas yang perlu diamankan. Di negara ini yang paling penting ada dua, satu adalah komoditas beras, karena itu lahirnya Bulog untuk mengatur masalah beras, yang kedua adalah BBM, Bahan Bakar Minyak terutama, karena kalau dua itu naik dampaknya langsung ke masyarakat bawah,” tuturnya.
Dia juga mengaitkan langkah pengendalian inflasi ini dengan momen peluncuran kelembagaan 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdeskel) Merah Putih oleh Presiden di Desa Bentangan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Dalam peluncuran tersebut, Kepala Negara menyebutkan abhwa produksi beras di Indonesia luar biasa, tetapi ironisnya, harga beras naik karena adanya praktik curang pengoplosan.
Mendagri menegaskan, Presiden Prabowo memberi arahan agar program ekonomi kerakyatan benar – benar menyentuh kebutuhan riil masyarakat, jadi negara harus hadir memperkuat ekonomi rakyat, sehingga pengendalian inflasi harus selaras dengan strategi besar tersebut.
“Negara yang kuat negara yang bisa menjamin pangan rakyatnya. Itulah yang disebut dengan tugas utama negara, pangan. Makanya, Beliau banyak sekali program mengenai pangan,” jelasnya. I