Menperin Ungkap Program Prioritas Capai Pertumbuhan Ekonomi 8%

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan program prioritas yang bakal dijalankan pihaknya guna mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 8%, sesuai dengan Astacita Presiden Prabowo.

Menurutnya, program itu antara lain pemindahan akses pelabuhan impor (entry point) ke Indonesia Timur, inisiasi Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Gas Bumi untuk Kebutuhan Dalam Negeri dan kredit revitalisasi industri padat karya.

Menperin menambahkan, usulan program prioritas yang dinamai sebagai program Quick Wins tersebut sudah diusulkan pihaknya dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas) yang diselenggarakan di Jakarta.

“Kami bersama kementerian lain di bawah koordinasi Menko Perekonomian telah melakukan rapat terbatas. Beberapa program prioritas di sektor perindustrian telah disampaikan, yang akan dibentuk gugus tugas atau task force untuk pembahasan secara detil,” katanya.

Menperin menjelaskan, untuk pemindahan jalur masuk pelabuhan produk impor menyasar beberapa komoditas, seperti elektronik, Tekstil dan Produk Tekstil (TPT), pakaian jadi, alas kaki, kosmetik, keramik, katup dan obat tradisional.

“Pemilihan komoditas tadi bukan tanpa alasan, mengingat sektor-sektor industri tersebut rawan terhadap serbuan barang impor murah atau ilegal. Ini kami jadikan fokus kebijakan pemerintahan Kabinet Merah Putih untuk menetapkan pelabuhan impor di Sorong, Bitung dan Kupang,” jelasnya.

Sementara itu, RPP Gas Bumi, lanjut Menperin, akan menjadi pemacu (game changer) dalam mendongkrak kinerja industri manufaktur yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian nasional.

Itu karena, melalui beleid ini tidak hanya tujuh subsektor industri yang mendapatkan subsidi gas dari program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) sebesar US$6 per million british thermal unit (MMBTU).

“Kemenperin pada dasarnya pembina seluruh sektor manufaktur, jadi no one left behind,” ujarnya.

Selanjutnya, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi jangka pendek, pemerintah juga melakukan terobosan baru bagi sektor industri dalam bentuk kredit revitalisasi industri padat karya, sehingga bisa memacu produktivitas.

Baca Juga:  Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,05% di Tahun 2023

“Kredit ini bertujuan mendorong pembiayaan perbankan bagi sektor usaha padat karya yang mendukung penciptaan lapangan kerja,” tuturnya.

Lebih lanjut, dalam rapat tersebut, Menperin turut memaparkan beberapa quick wins di sektor industri lainnya, antara lain pengembangan standardisasi industri, industri hijau dan jasa industri.

Program prioritas penyiapan SDM industri dan upaya pengembangan seluruh sektor industri yang menjadi binaan Kemenperin, yaitu industri agro, industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika (ILMATE), industri kimia, farmasi, dan tekstil (IKFT), serta industri kecil dan menengah (IKM).

Kemenperin juga menjalankan program prioritas ketahanan industri, perwilayahan industri, dan akses industri internasional (KPAII). I

Kirim Komentar