Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq mengingatkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan komponen penting dalam Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH), sehingga pemerintah daerah (pemda) diminta memperhatikan pembangunannya, termasuk di Jakarta.
Dalam acara penanaman pohon di Cakung, Jakarta Timur, Menteri LH yang sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) ini mengatakan, total RTH di Jakarta tercatat sekitar 3.800 hektare atau 5% dari luas wilayahnya, jauh di bawah minimal 30% dari luas wilayah kota, seperti yang diatur dalam Undang – Undang (UU) Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Hal serupa juga terjadi di wilayah lain. Dengan data IKLH pada 2023 terdapat RTH seluas 900.000 hektare di lebih dari 385 kabupaten/kota dengan proporsi 0,01% sampai dengan 27%.
“Jadi seperti Jakarta ini, tentu pada posisi yang tidak terlalu luas. Upaya strategis untuk meningkatkan ruang terbuka hijau, antara lain melalui pemanfaatan lahan-lahan yang berfungsi lindung, seperti sepadan sungai dan danau,” ujarnya.
Dia menjelaskan, langkah berani harus diambil dan kolaborasi perlu diciptakan antara pemerintah pusat, daerah dan sektor lain untuk membantu penambahan RTH di berbagai wilayah Indonesia.
Kementerian LH juga mengusulkan pemberian insentif di lahan-lahan masyarakat yang berfungsi sebagai RTH.
“Kami juga mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan kegiatan menanam dan merawat pohon sebagai gaya hidup. Dengan semangat gotong royong kita bisa menciptakan Jakarta yang bisa menjadi contoh bagi kota – kota lain dalam lingkungan hidup,” tutur Menteri Hanif.
Dia menekankan pada pentingnya keberadaan RTH untuk kota besar seperti Jakarta, yang menghadapi isu pencemaran udara, karena dengan semakin banyak pohon yang ditanam, diharapkan dapat menekan tingkat polusi udara, terutama dengan penanaman jenis yang memiliki kemampuan penyerapan karbon besar. I
