Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meresmikan Bendungan Leuwikeris seta Modernisasi dan Rehabilitasi Daerah Irigasi Manganti. Peresmian dilakukan bersama siswa/siswi SD dan SMP dari Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat.
Rangkaian peresmian diawali dengan tarian kontemporer dengan lirik lagu Lir-ilir, dilanjutkan penekanan/memasukkan replika Kujang dan penanaman pohon.
Kepala Negara juga berinteraksi dengan mengajak para pelajar meninjau main dam (tubuh bendungan) dan bertanya jawab seputar manfaat bendungan kepada para pelajar yang hadir.
Kehadiran para pelajar ini merupakan upaya edukasi kepada generasi muda akan pentingnya bendungan sebagai sarana dan prasarana pengelolaan air.
Presiden Jokowi mengatakan air adalah sumber kehidupan, air juga merupakan simbol keseimbangan dan keharmonisan.
Namun, jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan bencana, tanpa air tidak ada kehidupan dan makanan.
Oleh karena itu, air harus dikelola dengan baik dan salah satunya melalui pembangunan Bendungan Leuwikeris.
“Kita harapkan Bendungan Leuwikeris manfaatnya betul-betul multifungsi, baik untuk air baku, air irigasi, pengendalian banjir, dan pembangkit listrik. Sudah dihitung ini dapat mengairi daerah irigasi seluas 11,200 hektare, besar sekali manfaatnya bagi petani,” jelasnya.
Bendungan Leuwikeris merupakan bendungan ke-45 yang diresmikan Presiden Jokowi dari 61 bendungan yang dibangun selama periode 2015 – 2024.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan bendungan bertujuan untuk peningkatan volume tampungan air sehingga suplai air irigasi ke lahan pertanian terus terjaga, penyediaan air baku dan pengendalian banjir.
“Sungai Citanduy belum memiliki bendungan. Dengan pembangunan Leuwikeris diharapkan kontinuitas suplai air ke sawah terjaga. Selama ini, lahan pertanian kerap mengalami banjir saat musim hujan dan kekurangan air pada musim kemarau,” tuturnya.
Secara efektif Bendungan Leuwikeris mampu menampung air seluas 243 hektare dengan kapasitas volume 81 juta m3.
Konstruksi Bendungan Leuwikeris mulai dikerjakan sejak tahun 2016 dengan biaya APBN senilai Rp3,5 triliun.
Setidaknya terdapat lima manfaat dari dibangunnya Bendungan Leuwikeris yang berada di Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis yakni untuk menyuplai air irigasi Daerah Irigasi (DI) Lakbok Utara di Ciamis seluas 6.600 hektare dan DI Manganti di Cilacap seluas 4.616 hektare.
Untuk menyediakan air baku sebesar 845 liter/detik bagi Kota Banjar, Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis.
Selanjutnya mereduksi banjir sebesar 1.911 hektare dan potensi sebagai sumber daya listrik untuk PLTA sebesar 20 megawatt (MW).
Selanjutnya, Bendung Manganti merupakan infrastruktur Sumber Daya Air yang airnya bersumber dari Bendungan Leuwikeris.
Bendung Manganti akan memberikan layanan irigasi seluas 26.153 hektare dengan debit air 45 m3 per detik.
Pekerjaan modernisasi dan rehabilitasi Bendung Manganti dilaksanakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy, Ditjen SDA sejak 2022 – 2024 dengan biaya sebesar Rp639 miliar.
Adapun ruang lingkup pekerjaannya meliputi rehabilitasi saluran orimer 24,17 km, rehabilitasi saluran sekunder 38,11 km, digitalisasi Jaringan Irigasi (DI) Manganti.
Turut hadir mendampingi, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Bob Arthur Lombogia, Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja, Direktur Bendungan dan Danau Ditjen SDA Kementerian PUPR Adenan Rasyid, serta Kepala BBWS Citanduy Elroy Koyari. I