Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Sekjen Kemendagri) Suhajar Diantoro meminta pemerintah daerah (pemda) agar mencermati arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Upaya tersebut, lanjutnya, dilakukan agar realisasi pendapatan dan belanja APBD dapat lebih optimal.
“Bapak Presiden menyampaikan dan tentu kawan-kawan sudah membacanya. Banyak realisasi APBD kita yang belum optimal, belanja daerah harus berorientasi hasil,” terang Suhajar mewakili Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Sasana Bhakti Praja (SBP), Kantor Puat Kemendagri, Senin (26/6/2023).
Suhajar menambahkan, sebagaimana arahan Presiden Jokowi, realisasi belanja pendukung tidak boleh lebih besar dari belanja utama si pemerintah daerah (pemda).
Dalam konteks ini, sekretaris daerah (Sekda) dan inspektorat daerah didorong mencermati kembali kondisi tersebut agar realisasi APBD dapat lebih efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan,
“Kita tidak mengubah kegiatan, tapi efisiensikan, sehingga di dalamnya bisa kita revisi untuk kegiatan utamanya kegiatan pokoknya alokasinya menjadi besar,” ungkapnya.
Dia menjelaskkan, pemda terus dipacu untuk dapat memaksimalkan realisasi belanja APBD, karena dengan realisasi yang maksimal akan mendorong pergerakan perekonomian di lingkungan masyarakat.
“Terlebih saat ini telah sampai pada pertengahan tahun sehingga realisasi perlu terus dioptimalkan,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Suhajar mengapresiasi sejumlah daerah yang telah melakukan realisasi belanja di atas rata-rata.
Daerah tersebut seperti Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Bengkulu, Jawa Tengah, dan Kalimantan Barat.
Daerah lainnya yang masih rendah diminta untuk bisa melakukan realisasi belanja lebih masif.
“Jadi ini saya yakin dan percaya kawan-kawan sangat paham tentang kerja kita ini dan saya minta ini (optimalisasi realisasi belanja APBD) menjadi perhatian kita,” tegasnya.
Di lain sisi, untuk daerah dengan realisasi belanja rendah, Suhajar meminta secara khusus kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Keuangan Daerah (Keuda) Kemendagri untuk memetakan situasi yang terjadi.
Hal yang sama juga diminta dapat dilakukan Pusat Fasilitasi Kerja Sama (Fasker) Kemendagri untuk memetakan daerah dengan realisasi APBD rendah.
“Saya minta nanti kawan-kawan di Fasker daerah yang serapan rendah ini dipetakan dan saya larang ke luar negeri, kecuali yang sangat penting. Jadi izin-izin ke luar negeri agar dilihat semua dulu untuk daerah-daerah yang serapan anggarannya masih rendah,” tutur Suhajar. I