Pemerintah Bangun Gudang Logistik Tambahan di Papua Tengah Antisipasi Kelaparan dan Cuaca Ekstrem

Puluhan warga Distrik Agandugume berkumpul guna menyambut kedatangan dua tokoh yang menjadi representatif pemerintah pusat, yakni Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto.

Roda pesawat jenis caravan yang ditumpangi oleh Menko PMK dan Kepala BNPB ini pun mendarat dengan selamat dan aman ketika matahari yang hampir tegak berdiri di Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, sekira pukul 10.30 WIT.

Pada kunjungan ke Distrik Agandugume ini, Menko PMK dan Kepala BNPB meninjau pembangunan gudang logistik yang telah berjalan lebih kurang tiga pekan yang pengerjaannya dilaksanakan oleh personel TNI di bawah komando Kodam XVII/Cendrawasih.

Gudang logistik ini dibangun oleh pemerintah melalui BNPB. Hingga Rabu, 7 Agustus 2024, progres pembangunannya mencapai 4,5%.

Pembangunan ditargetkan rampung paling cepat dalam kurun waktu empat hingga enam bulan ke depan.

Menteri Koordinator Bidang PMK Muhadjir Effendy usai meninjau menjelaskan, pembangunan yang diakukan ini merupakan bentuk dukungan pemerintah terhadap penanganan bencana, khususnya kekeringan dan dampak gagal panen akibat cuaca ekstrem di wilayah setempat.

“Pertama saya datang ke sini untuk meyakinkan bahwa wilayah ini betul-betul sudah aman. Diharapkan dengan adanya gudang ini, selain Distrik Agandugume, distrik sekitarnya bisa terbantu sehingga penanganan bencana ke depan insya Allah bisa lebih baik,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto menambahkan, gudang logistik di Distrik Agandugume yang sedang dibangun ini nantinya difungsikan sebagai gudang pembantu dari gudang utama yang baru saja diresmikan di Distrik Sinak.

Kepala BNPB menjelaskan, dipilihnya Distrik Agandugume didasari menyusul bencana kekeringan dan kelaparan yang terjadi dampak gagal panen di wilayah ini.

Baca Juga:  MENDAGRI MINTA DAERAH SALURKAN BANSOS DAN OPTIMALKAN BTT UNTUK BENCANA EL NINO

Diharapkan, gudang logistik yang berada di luas lahan 6.000 meter persegi, dengan lebar bangunan 60 meter dan panjangnya 100 meter ini memiliki kapasitas daya tampung hingga dua pekan.

“Kalau sudah jadi itu kapasitasnya kita bisa menampung logistik sampai kurun waktu dua minggu sehingga seandainya ada cuaca buruk kemudian tidak ada logistik yang bisa masuk masyarakat bisa memanfaatkan stok pangan di gudang ini,” tuturnya.

Suharyanto berpesan agar apabila gudang logistik ini sudah selesai pembangunannya, gudang ini dapat dijaga dan bisa memberikan manfaat kepada masyarakat khususnya di Distrik Agandugume dan tiga distrik di sekitarnya.

Selain manfaat gudang logistik nantinya, pemerintah juga berharap agar masyarakat sekitar dapat dilibatkan dalam proses pembangunan sehingga bisa mendapatkan penghasilan dari pembangunan gudang ini.

“Gudang di Sinak itu gudang utama, di sini gudang pembantu nanti teknis distribusinya bisa dari Sinak atau dari Timika untuk stok pangannya. Semoga masyarakat bisa betul-betul merasakan manfaat untuk memenuhi pangannya, karena beberapa waktu lalu memang Agandugume ini dikuasai kelompok bersenjata,” katanya.

Namun, Suharyanto menegaskan, satu bulan yang lalu sudah berhasil dikuasai oleh di bawah komando Mabes TNI, sekarang lihat yang mengerjakan masih personel TNI, tapi ke depan sesuai arahan Menko PMK, masyarakat bisa diikutkan.

Sementara itu, selain membantu proses pengerjaan bangunan, para personel TNI juga akan disiagakan untuk parameter keamanan di sekitar lokasi pembangunan gudang.

Personel tersebut berjumlah lebih kurang 135 personel. Personel ini berada di bawah komando Mabes TNI Batalyon 751 Kodam 17/Cendrawasih.

Sebagian besar dari mereka adalah para personel yang pertama kali membebaskan wilayah Agandugume dari pihak kelompok bersenjata beberapa waktu lalu.

Baca Juga:  Target Pemerintah Turunkan Biaya Logistik Jadi 8% dari PDB

Untuk diketahui, kemarau panjang yang diikuti cuaca dingin ekstrem setahun lalu memicu terjadinya gagal panen.

Kondisi tersebut mengakibatkan warga dua distrik, Agandugume dan Lambewi, kesulitan untuk mendapatkan bahan makanan.

Laporan Pusat Pengendalian Operasi BNPB mencatat bencana kekeringan di wilayah tersebut berdampak pada kurang lebih 7.500 jiwa.

Sesuai arahan Presiden Joko Widodo tentang penanggulangan bencana berorientasi pada peningkatan kapasitas dan kesiapsiagaan, serta pemerataan kesejahteraan masyarakat dalam ketahanan pangan.

Harapannya, pembangunan gudang ini dapat menjadi salah satu upaya efektif guna mengantisipasi bencana kekeringan dan kelaparan akibat dampak gagal panen. I

Kirim Komentar