Pemerintah Optimalkan Kesiapan Digital Talent dalam Inovasi dan Transformasi Ekonomi

Dalam menghadapi percepatan perubahan teknologi global, aspek kemanusiaan sangat penting untuk diperkuat, mengingat peran strategisnya sebagai fondasi utama dari transformasi digital.

Hal tersebut melatarbelakangi Forum Human Capital Indonesia (FHCI) untuk menyelenggarakan FHCI Connect Expert Series keempat bertajuk Humanizing Digital Transformation, Building Ethical, Agile, and Future-Ready Talent Ecosystem di Kantor Pusat PLN, Jakarta.

Kegiatan tersebut menjadi wadah kolaborasi strategis di antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk berbagi wawasan dan praktik terbaik dalam mengembangkan ekosistem talenta yang beretika, gesit, serta siap menghadapi era digital.

Pada kesempatan tersebut, Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital Ali Murtopo Simbolon yang diwakilkan oleh Sekretaris Deputi Pujo Setio sebagai narasumber, menyampaikan perihal kesiapan digital talent dalam inovasi dan transformasi ekonomi.

Apapun teknologinya, kata Pujo Setio, kekuatan manusia harus tetap menjadi landasan utama dan tanpa menyertakan aspek kemanusiaan dalam digitalisasi, kita berisiko tersesat dalam perubahan teknologi.

“Tidak hanya aspek vertikal, yakni struktur organisasi dan hierarki yang menjadi penting, tetapi juga aspek horizontal, bagaimana setiap individu di berbagai level harus siap menghadapi kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat,” ujarnya.

Melalui pengembangan AI yang cukup cepat di Indonesia dan dengan jumlah konsumen yang besar, diperlukan pula program pelatihan yang memperkuat etika penggunaan teknologi.

Kerangka strategis nasional, seperti Buku Putih Stranas Ekodig pun dikembangkan untuk mengarahkan fokus digital nasional, mulai dari kebijakan material dasar, pangan, pendidikan hingga elektronik dan kesehatan.

Saat ini, yang terjadi minat pengembangan AI di Indonesia masih terkonsentrasi di wilayah, seperti Jawa, Kepulauan Riau dan Kalimantan.

Untuk itu, forum seperti ini diusulkan agar rutin diselenggarakan oleh akademisi, Pemerintah (termasuk pemerintah daerah), korporasi dan swasta untuk menjaring talenta profesional tim digital, dengan tetap mempertahankan struktur pengambilan keputusan yang kombinatif menggabungkan model piramida, serta tim kerja.

Baca Juga:  Harmonisasikan Transformasi Digital di Pelabuhan dengan Kemenhub Gelar Rakornis Inapornet

Salah satu target strategis pertumbuhan ekonomi sebesar 8% dijadikan tolok ukur kesiapan transformasi digital dan untuk mencapai hal tersebut, sektor manufaktur dan belanja masyarakat harus diperkuat.

Di era ekonomi digital, pemanfaatan pembayaran digital, e-commerce, transportasi online dan media online menjadi pilar penting.

Penetrasi internet nasional yang dalam proyeksi tahun 2024 mendekati 80% dan perekaman Identitas Kependudukan Digital (IKD) yang sudah menyentuh angka di atas 98% (Dirjen Dukcapil Kemendagri, 2024) menjadi landasan infrastruktur digital yang siap mendukung integrasi ke sektor pendidikan, kesehatan, perdagangan, serta layanan publik lainnya.

Sesdep Pujo menegaskan forum pembangunan dan transformasi talenta digital bukan sekadar tugas satu pihak saja, melainkan hasil dari sinergi lintas sektor.

“Pemerintah, korporasi, akademisi dan startup harus bergerak bersama untuk membangun ekosistem talenta digital yang inklusif dan berdaya saing,” ungkapnya.

Turut hadir dalam forum ini antara lain Sekretaris General Operational Excellence FHCI, sekaligus Direktur Human Capital and Compliance PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., Kepala Satuan Digital dan Teknologi Informasi PT PLN (Persero), Human Capital PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., Executive Dean Faculty of Arts and Humanities King’s College London, Vice President Pengembangan Talenta Eksekutif PT PLN (Persero), serta seluruh member FHCI dari seluruh BUMN yang ditugaskan secara luring ataupun daring. I

Kirim Komentar