Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) mencatat realisasi penerimaan pungutan dari ekspor komoditas perkebunan dan produk turunannya pada tahun 2024 mencapai Rp25,76 triliun atau melampaui target yang ditetapkan Rp25 triliun.
“Dana yang kami kumpulkan, terutama yang terbesar, itu dari pungutan ekspor. Artinya, setiap transaksi ekspor CPO (Crude Palm Oil) dan produk turunannya dikenakan pungutan ekspor yang besarannya ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan,” jelas Direktur Utama BPDP Eddy Abdurrachman dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR di Jakarta.
Dia menyebutkan, ada lima produk turunan kelapa sawit yang tingkat ekspor relatif tinggi, salah satunya adalah Refined, Bleached, Deodorized (RBD) palm olein yang mencapai 10,4 juta metrik ton.
Kemudian, posisi berikutnya disusul produk minyak sawit RBD sebesar 5,1 juta metrik ton, cangkang sawit sebesar 4,87 juta metrik ton, bungkil inti sawit sebesar 4,48 juta metrik ton dan minyak sawit mentah (CPO) sebesar 2,7 juta metrik ton.
”Hal ini menunjukkan bahwa pengenaan pungutan ekspor yang memang dimaksudkan antara lain untuk meningkatkan produk hilir mulai tercapai. Kalau dilihat dari bahan bakunya, yakni CPO hanya 2,7 juta metrik ton, tetapi produk turunannya, seperti RBD palm olein dan RBD palm oil meningkat tajam,” tuturnya.
Selain pungutan ekspor, BPDP juga mencatatkan pendapatan dari pengelolaan dana dengan realisasi pada 2024 sebesar Rp2,95 triliun atau melampaui target Rp557 miliar.
BPDP juga mencatat pendapatan yang bersumber dari pengelolaan dana dengan realisasi pada tahun 2024 sebesar Rp2,95 triliun, melampaui dari target Rp557 miliar.
Pada tahun 2024, komposisi penempatan dana pada deposito sebesar 84,22%, sedangkan untuk Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 15,78%.
“Dana BPDP yang menganggur atau tidak terpakai kami kelola dengan menempatkannya pada portofolio investasi. Saat ini, ada dua penempatan dana yang kami lakukan, yakni di deposito perbankan dan SBN,” jelasnya.
Pendapatan BPDP juga bersumber dari pendapatan lain seperti pengembalian dana program dengan realisasi mencapai Rp129,47 miliar. Jadi, total pendapatan pada 2024 mencapai Rp28,83 triliun.
BPDP juga punya pendapatan lain – lain, seperti pengembalian dana yang dari program, dengan realisasi Rp129,47 miliar, sehingga total pendapatan pada tahun 2024 mencapai Rp28,83 triliun.
Dari sisi realisasi program pada tahun 2024, dana yang disalurkan untuk program pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) bagi 12.514 orang mencapai Rp314,36 miliar.
Program ini mencakup pemberian beasiswa kepada keluarga petani dan pelatihan.
Pada program penelitian dan pengembangan, dana yang disalurkan BPDP mencapai Rp114,97 miliar dengan realisasi sebanyak 165 kegiatan penelitian dan pengembangan.
Sementara itu, pada program peremajaan perkebunan, realisasinya mencapai 38,25 hektare dengan dana yang disalurkan Rp1,3 triliun.
Tahun lalu, BPDP juga melaksanakan beberapa program lain dengan dana yang disalurkan untuk insentif biodesel sebanyak 13,14 juta kiloliter senilai Rp29,38 triliun.
Selain itu, program sarana dan prasarana Rp126,23 miliar, program promosi Rp143,44 miliar dan dukungan manajemen Rp120,68 miliar. “Jadi total belanja BPDP pada 2024 sebesar Rp31,498 triliun.” I