Kementerian Pertanian (Kementan) mendukung pengembangan varietas baru untuk tanaman pangan, yakni jagung sebagai bagian menuju swasembada pangan.
Menurut Direktur Perbenihan Tanaman Pangan Kementan Gunawan, benih adalah komponen utama dalam produksi tanaman dan pemerintah terus mendukung pengembangan varietas-varietas baru.
Hingga saat ini, lanjutnya, telah dilepas varietas jagung hibrida sebanyak 371 varietas.
“Varietas ini hasil teknologi tinggi dengan menggunakan sarana prasarana yang relatif membutuhkan biaya cukup besar, pemerintah terus mendorong swasta untuk merakit dan mengembangkan varietas-varietas tersebut,” katanya pada acara peluncuran NK Perkasa Sakti, yang merupakan benih jagung dari perusahaan teknologi pertanian Syngenta Indonesia di Syngenta Learning Center, Kedungmalang, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Gunawan mengungkapkan bahwa berdasarkan data luas tanam dalam Penguatan Data Pangan Strategis (PDPS) hingga 5.311.674 hektare.
Mengenai data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, produksi jagung mencapai 15,14 juta ton pipilan kering dengan kadar air 14%.
Adapun realisasi penggunaan benih jagung bersertifikat pada tahun 2024 sebesar 191,81%, mengalami pertumbuhan 14,89% dibandingkan dengan tahun 2023 sebesar 176,92%.
Pada tahun 2025, lanjutnya, pemerintah menetapkan sasaran produksi jagung sebesar 16,68 juta ton pipilan kering dengan kadar air 14%, dari luas tanam seluas 4,26 juta hektare, sedangkan alokasi bantuan benih jagung sebesar 300.000 hektare.
Dia mengapresiasi berbagai inovasi dan varietas baru yang telah dibuat oleh perusahaan, serta turut mendukung untuk swasembada pangan.
“Peresmian ini tentunya menambah khasanah varietas dan pilihan bagi petani. Tentu ujung – ujungnya peningkatan produktivitas dan petani akan mencari benih yang tahan terhadap penyakit dan ujung-ujungnya meningkatkan kesejahteraan petani,” jelasnya. I