Peran Penting Infrastruktur untuk Pengembangan Pariwisata

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono bersama Kartika Basuki Hadimuljono menghadiri acara Banyuwangi Ethno Carnival 2024 di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, akhir pekan lalu.

Hadir dalam acara Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menteri PAN-RB) Azwar Anas, dan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas.

Menteri Basuki menyampaikan ucapan terima kasih kepada Menteri PAN-RB Azwar Anas dan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas atas undangan untuk menyaksikan Banyuwangi Ethno Carnival 2024 dengan tema Ndaru Deso.

Menurut Menteri Basuki, event seperti Carnival dan didukung dengan adanya infrastruktur diharapkan mampu menjadi salah satu daya tarik wisatawan di Banyuwangi.

“Saya menyampaikan rasa bangga dan apresiasi kepada Banyuwangi. Acara seperti ini satu upaya menggali potensi daerah, nanti kalau Jalan Tol Probolinggo – Banyuwangi (Probowangi) sudah tersambung, ditambah Jalur Lintas Selatan dari Banten sampai Banyuwangi tersambung, pasti Banyuwangi akan menjadi tujuan wisata sebelum ke Bali,” katanya.

Selain jalan nasional dan jalan tol, Menteri Basuki menjelaskan, Kementerian PUPR juga tengah mengerjakan revitalisasi Pasar Induk Banyuwangi dan pembangunan Asrama Inggrisan Banyuwangi.

Diharapkan dengan dibangunnya pasar yang berkualitas dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat, terutama menjamin distribusi bahan pokok dan turut menggerakan UMKM dan pariwisata, karena berlokasi di sebelah Alun-Alun Banyuwangi atau Taman Blambangan.

“Mudah-mudah tahun 2025, Banyuwangi akan memiliki lompatan destinasi pariwisata yang lebih hebat. Sepuluh tahun yang lalu saya ke sini menghadiri acara festival, sekarang saya hadir di sini. Saya kira ini adalah antisipasi dan kreativitas masyarakat Banyuwangi yang tidak ada duanya,” jelasnya.

Revitalisasi Pasar Induk Banyuwangi dan pembangunan Asrama Inggrisan Banyuwangi mulai dikerjakan Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur dengan biaya APBN 2024 – 2025 senilai Rp190 miliar.

Baca Juga:  Tiga Kementerian Luncurkan Peta Jalan Pengelolaan Gedung Hijau

Pekerjaan fisik Pasar Induk Banyuwangi dilakukan dengan meningkatkan kualitas bangunan pasar sebagai pasar modern yang berbasis Bangunan Gedung Hijau.

Selain itu, juga dilakukan peningkatan kuantitas bangunan pasar dengan daya tampung 777 unit, terdiri dari 194 kios dan 583 Los.

Pasar Induk Banyuwangi dibangun setinggi dua lantai di atas lahan seluas 10.600 m2 dengan luas bangunan 15.873 m2.

“Dengan dibangunnya pasar rakyat yang sehat dan higienis, diharapkan dapat meningkatkan sarana perdagangan barang/jasa dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat, sehingga dapat menyokong pertumbuhan perekonomian Kabupaten Banyuwangi,” kata Direktur Prasarana Strategis Ditjen Cipta Karya Essy Asiah.

Selanjutnya untuk penataan Asrama Inggrisan Banyuwangi dibangun di atas lahan seluas 8.960 m2 dengan luas bangunan 3.578 m2.

Asrama Inggrisan merupakan salah satu bangunan cagar budaya di Banyuwangi yang dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda pada 1776.

Essy Asiah menuturkan, pembangunan Asrama Inggrisan akan tetap mempertahankan fasad bangunan aslinya, karena arsitektur sebagaian gedung yang saat ini digunakan untuk asrama TNI AD itu merupakan bangunan heritage yang menjadi bagian cagar budaya daerah.

“Revitalisasi Asrama Inggrisan, akan memperkuat daya tarik pariwisata di Banyuwangi dan tentunya ini akan berdampak pada peningkatan ekonomi lokal,” ujar Essy.

Turut mendampingi Menteri Basuki, Direktur Jenderal Perumahan Iwan Suprijanto, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Hendra Ahyadi, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali Rakhman Taufik, dan Kepala BPPW Jatim M. Reva Sastrodiningrat. I

 

Kirim Komentar