Peran strategis industri otomotif secara Backward Linkage membawa dampak positif terhadap sektor hulu sebagai suplier bahan baku komponen kendaraan bermotor.
Menurut Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza, secara Forward Linkage, output dari industri kendaraan bermotor turut menentukan kinerja sektor hilir, seperti sektor perdagangan, transportasi dan logistik.
“Maka dari itu, saya sangat mengapresiasi Jaecoo menghadirkan kendaraan dengan teknologi terkini termasuk pengembangan Electric Vehicle dan Plug-in Hybrid Electric Vehicle yang sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mendorong percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai di Indonesia,” katanya saat menghadiri Grand Launching Jaecoo Indonesia di Jakarta, baru – baru ini.
Informasi Instagram @faisolriza.id menjelaska, harapan Wamenperin Riza atas kehadiran Jaecoo dapat semakin memajukan industri otomotif nasional, menghadirkan inovasi kendaraan ramah lingkungan dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Jaecoo resmi meluncur ke pasar Indonesia dengan memperkenalkan mobil hybrid Jaecoo J7. Beberapa dealer resmi juga telah dibuka, termasuk dealer pertama di Jaecoo Setia Puri di Puri Indah Auto Center, Jakarta Barat dan Jaecoo City Store Medan.
Saat ini, industri otomotif nasional di tahun 2025 menghadapi berbagai tantangan dan tren seperti menurunnya kepercayaan merek, melambatnya adopsi kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) dan volatilitas rantai pasokan global.
Namun, analis pasar memprediksi penjualan grosir mobil dapat mencapai 900.000 unit hingga 950.000 unit pada tahun 2025, dengan catatan kondisi ekonomi stabil.
“Industri otomotif terus bertransformasi dengan mengadopsi teknologi Industri 4.0, termasuk kolaborasi antara Industri Kecil dan Menengah (IKM) komponen otomotif dengan sistem integrator,” ungkapnya.
Saat ini, kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) tetap relevan untuk mendorong penggunaan komponen lokal dalam produksi otomotif, termasuk untuk jenis Electric Vehicle. I