Pemerintah Indonesia dan Australia memperpanjang kerja sama di bidang Penanggulangan Bencana, yang ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara dua belah pihak yang berlangsung di Banda Aceh, Aceh, baru – baru ini.
Kerja sama penanggulangan bencana ini merupakan perpanjangan untuk kurun waktu dua tahun, dari tahun 2024 hingga tahun 2026.
Program kolaborasi dua belah pihak atau dikenal dengan Siap Siaga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Indonesia dalam mencegah, mempersiapkan, menangani dan memulihkan diri dari bencana.
Selain itu, kerja sama ini turut memperkuat relasi dua belah pihak dalam isu – isu kemanusiaan di kawasan.
Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Rustian selaku perwakilan Pemerintah Indonesia menyatakan, pihaknya mengharapkan adanya keluaran besar dari tujuan kerja sama ini.
Dia mengatakan, kerja sama tersebut ingin memperkuat sistem organisasi BNPB yang menghasilkan kepemimpinan manajemen risiko bencana yang lebih baik.
“Kerja sama juga untuk memperkuat kapasitas manajemen risiko bencana sub-nasional dan ketahanan masyarakat,” ujar Rustian di hadapan Wakil Duta Besar Australia.
BNPB sebagai focal point dalam penanggulangan bencana berkeinginan untuk memperkuat pembelajaran, inovasi dan inklusi dalam manajemen risiko bencana.
Menurut Rustian, kerja sama penanggulangan bencana dapat mempertimbangkan adanya pengembangan ke daerah lain karena program pada wilayah yang sudah kuat secara Sumber Daya Manusia (SDM) dan pendanaan perlu dialihkan kepada wilayah lain, seperti Sulawesi yang juga rawan, Ibu Kota Nusantara (IKN), serta Papua dan Ambon di Timur Indonesia.
Saat berdiskusi dengan Wakil Duta Besar, Rustian mengungkapkan harapannya terhadap dukungan di bidang pendidikan yang berfokus pada manajemen bencana di wilayah Sumatra.
Dia mencontohkan, di Sumatra Barat terdapat Universitas Andalas yang telah memiliki program S2 Kebencanaan.
MoU yang dilakukan di tengah rangkaian Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana 2024 sebagai perpanjangan kolaborasi di bawah program SIAP SIAGA yang sudah berlangsung sejak Oktober 2019.
“Kami berterima kasih kepada Pemerintah Australia atas dukungan dalam penanggulangan bencana, khususnya program SIAP SIAGA,” ungkap Rustian.
Sementara itu, Wakil Duta Besar Australia Gita Kamath menyampaikan bahwa kemitraan yang sudah terbangun pada 2005 silam ini telah memperkuat kolaborasi antara Indonesia dan Australia, khususnya dalam konteks upaya-upaya kemanusiaan.
Gita Kamath menyebutkan kerja sama tersebut dilakukan pemerintahnya setelah katastrofe tsunami Aceh pada Desember 2004.
Acara penandatanganan MoU antara Pemerintah Indonesia dan Australia ini dihadiri pejabat BNPB lain, yaitu Deputi Bidang Sistem dan Strategi Raditya Jati, Deputi Bidang Pencegaahan Prasinta Dewi, Kepala Biro Perencanaan Andi Eviana serta Widyaiswara Ahli Utama Dody Ruswandi. I