Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza membenarkan jika sejumlah pengusaha asal Tiongkok China tertarik untuk merelokasi pabrik mereka ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal Jawa Tengah.
“Iya, beberapa sudah mulai menjajaki di beberapa kawasan industri. Saya kira mereka mention ke beberapa kawasan industri, terutama di Jawa Tengah,” katanya usai menghadiri Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Pertumbuhan Ekonomi di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta.
Ketertarikan investor asal Tiongkok untuk merelokasi pabriknya ke Indonesia tidak terlepas dari kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang kian agresif memberlakukan bea masuk terhadap barang – barang asal negara itu.
Khusus di KEK Kendal, dari informasi yang terhimpun, pengelola kawasan telah menyiapkan area seluas 1.200 hektare untuk pengembangan tahap kedua.
Kawasan fase pertama seluas 1.000 hektare sudah terisi hingga 90% dan sisanya 10% di fase pertama ini tinggal melengkapi fasilitas pendukung, seperti residensial dan komersial.
Hingga akhir 2024, KEK Kendal telah menjadi rumah bagi 42 perusahaan dengan total nilai investasi mencapai Rp86 triliun.
Jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah, karena masih ada beberapa perusahaan yang dalam tahap pembangunan dan direncanakan mulai beroperasi pada 2025.
Sebagian besar perusahaan yang beroperasi di KEK Kendal merupakan Penanaman Modal Asing (PMA), sedangkan 26% sisanya adalah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
Pada fase kedua ekspansi kawasan, nilai investasi yang diharapkan masuk diproyeksikan lebih besar dibandingkan dengan fase pertama.
Seiring dengan meningkatnya investasi, jumlah tenaga kerja yang terserap di fase pertama telah mencapai 200.000 orang dan diperkirakan angka serupa dapat tercapai di fase kedua.
Sejak mulai beroperasi pada 2016, KEK Kendal telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus pada tahun 2019. I