Ponpes dan Industri Bersatu Buka Lapangan Kerja di Jateng

Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mendampingi Menteir Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar untuk menghadiri kegiatan bersama di Pondok Pesantren (Ponpes) At-Itqon, Semarang.

Kegiatan tersebut meurpakan hasil kerja sama antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berada di lingkungan pesantren dengan jawasan industri di wilayah Jawa Tengah (Jateng).

“Ini menandai satu harapan baru sebagaimana diinginkan oleh Presiden Prabawo Subianto mengenai Sumber Daya Manusia (SDM) yang siap untuk masuk dalam dunia kerja,” kata Wamenperin Riza.

Selain itu, dia menambahkan, SDM yang siap itu bisa terserap mengurangi pengangguran terdidik adalah atau menjadi nyata dengan ditanda tangginya kerja sama ini.

“Kerja sama ini menjadi sebuah harapan baru, sesuai dengan visi Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabawo Subianto untuk menciptakan sumber daya manusia yang siap terjun ke dunia kerja dan dapat mengurangi angka pengangguran terdidik,” tutur Wamenperin Riza.

Di Jateng, terdapat sekitar 300 SMK yang setiap tahun meluluskan ribuan alumni, yang tentunya membutuhkan banyak lapangan pekerjaan.

“Inilah saat yang tepat bagi kawasan industri untuk menyerap tenaga kerja terdidik. Tentu saja, Kementerian Perindustrian mendukung penuh langkah – langkah kesejahteraan yang dilakukan oleh Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat,” tutur Wamenperin Riza.

Sementara itu, Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Abdul Muhaimin Iskandar menyatakan, pesantren tidak hanya mengambil peran sebagai lembaga pendidikan yang menghasilkan santri dengan pemahaman ilmu agama dan adab.

“Pesantren turut berperan sebagai lembaga pendidikan yang mengajarkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk pemberdayaan masyarakat,” katanya saat menghadiri kegiatan Kick Off Pesantren Inklusif Berdaya di Semarang, Jateng, belum lama ini.

Menko Muhaimin menjelaskan bahwa ponpes bisa disebut sebagai lembaga pendidikan sekaligus pusat laboratorium dari upaya membantu pengembangan masyarakat.

Baca Juga:  Wamenperin Ajak Mahasiswa Baru PILM Persiapkan Jadi Generasi Unggul Era Industri Global.

“Keterikatan pesantren bukan hanya terhadap pendidikan, tapi juga punya pengaruh besar dalam membangun peradaban, dalam artian pemberdayaan,” ungkapnya.

Menko Muhaimin menegaskan sepak terjang peran pesantren dalam pemberdayaan masyarakat juga telah dibuktikan dengan mampu melahirkan santri yang memiliki peran signifikan kepada masyarakat.

Hal itu, lanjutnya, telah dilakukan pesantren bahkan sejak sebelum era kemerdekaan Indonesia.

“Pesantren bukan saja melahirkan alumni yang berilmu, tetapi juga komunitas-komunitas masyarakat yang tumbuh secara modern. Sejak sebelum kemerdekaan hingga hari ini, peran itu nyata dan menjadi kekuatan bangsa,” Menko Muhaimin.

Oleh karena itu, dia menilai sejarah dan dampak pesantren terhadap pemberdayaan masyarakat ini yang menjadikan lembaga tersebut sebagai pilar penting dalam strategi pembangunan nasional.

“Menyadari hal itu, pemerintah meletakkan pesantren sebagai kekuatan strategis bagi proses panjang membangun ketangguhan bangsa. Pesantren bukan hanya tempat menanamkan nilai – nilai etika dan peradaban, tetapi juga menjadi agen perubahan itu sendiri,” tuturnya.

Lebih jauh, Menko Muhaimin menuturkan bahwa pembangunan yang dilakukan oleh pesantren dilakukan dengan dua pendekatan, yakni pendidikan dan pemberdayaan.

“Pendidikan bisa memutus mata rantai kemiskinan dan menjadi solusi berbagai tantangan pembangunan kita. Sementara pemberdayaan menjadi jalan agar masyarakat memiliki daya tahan dan kemandirian. Melalui dua aspek ini, pesantren akan berperan aktif mengatasi berbagai persoalan bangsa,” jelasnya. I

 

Kirim Komentar